Jejak Kutai Martadipura dan Asal-Usul Orang Basap: Kisah Sejarah dari Tepian Sungai Mahakam
Museum Mulawarman menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Kutai Martadipura—kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-4 Masehi-Foto IndonesiaKaya.com-
Pertarungan pun dimulai satu per satu. Namun keajaiban Perak Kemudi Besi tidak tertandingi. Empat belas ayam milik sang pangeran kalah, dan ketika ayam terakhir hendak ditarungkan, pangeran itu memasang taruhan paling besar—sebuah kapal besar (wangkang) berikut seluruh isinya.
Merasa malu sekaligus takut kehilangan taruhan besar, sang pangeran kabur dari arena. Aji Batara Agung Dewa Sakti tetap duduk dengan tenang, lalu mengucapkan mantra. Sejurus kemudian, angin berputar seperti pusaran dan menggiring kapal pangeran hingga terdorong menuju daratan.
Terdesak dan tak punya pilihan, sang pangeran melanjutkan pelarian hingga tiba di kawasan Teluk Sangkulirang. Ia bersembunyi, lalu menetap karena merasa aman dari kejaran. Di tempat baru itu ia menikahi penduduk asli setempat.
Dari perkawinan inilah, menurut legenda, lahir kelompok masyarakat yang kini dikenal sebagai orang Basap—keturunan hasil perpaduan antara pangeran Tiongkok dengan perempuan Dayak Punan.
BACA JUGA:Cicilan KUR BRI Mulai Rp500 Ribu, UMKM Makin Terbantu
Warisan Hidup dari Sebuah Legenda
Orang Basap hingga kini masih menjadi bagian dari keberagaman etnis di Kutai Kartanegara. Meski legenda ini tidak tercatat dalam dokumen resmi kerajaan, cerita tersebut terus hidup dalam memori kolektif masyarakat dan menjadi bagian dari identitas budaya daerah.
Legenda ini menunjukkan bagaimana hubungan antarbangsa, migrasi manusia, dan percampuran budaya tidak hanya tercatat lewat sejarah formal, tetapi juga lewat cerita rakyat.
Di Kutai Kartanegara, kisah seperti ini dapat menjadi bagian penting dari pengalaman wisata, terutama ketika dikemas dengan cara yang menarik melalui story nomics tourism.
BACA JUGA:93 Sekolah di Lampung Sudah Jalankan Kelas Migran Vokasi Jepang
Kutai Kartanegara adalah daerah yang memiliki lapisan sejarah sangat tebal. Dari kejayaan Kerajaan Kutai Martadipura yang menjadi tonggak awal peradaban di Indonesia, hingga berdirinya Kutai Kartanegara dengan legenda ayam saktinya, semuanya menyatu menjadi kisah besar yang membentuk identitas masyarakat setempat.
Dengan pendekatan storynomics tourism, cerita-cerita ini tidak hanya menjadi bahan bacaan sejarah, tetapi juga menjadi pengalaman yang bisa dirasakan oleh wisatawan.
Kutai bukan hanya menawarkan peninggalan berupa batu dan artefak, tetapi juga warisan cerita yang terus hidup.
Siapa pun yang datang ke Kutai Kartanegara akan menemukan bahwa daerah ini bukan hanya tempat tujuan wisata, tetapi juga ruang besar di mana legenda, budaya, dan sejarah berpadu menjadi satu kesatuan yang memikat.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




