Disway Awards

Candi Borobudur: Mahakarya Nusantara dari Magelang, Jawa Tengah

Candi Borobudur: Mahakarya Nusantara dari Magelang, Jawa Tengah

Candi Borobudur adalah saksi bisu kebesaran peradaban Jawa kuno.-Foto Vecteezy@Chanchai Phetdikhai-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan warisan sejarah yang berlimpah. 

Dari sekian banyak peninggalan kuno, Candi Borobudur menjadi yang paling menonjol. 

Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, candi ini bukan hanya simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga bukti betapa majunya peradaban Nusantara pada abad ke-8. 

Borobudur diakui dunia sebagai candi Buddha terbesar, dan hingga kini masih menjadi pusat perhatian wisatawan maupun umat Buddha dari berbagai belahan dunia.

BACA JUGA:Tips Memasak Mie Goreng agar Bumbu Merata, Tekstur Tidak Hancur, dan Bebas Gumpalan

Jejak Sejarah Pembangunan

Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra, pada abad ke-8 hingga ke -9 Masehi. Dinasti ini dikenal sebagai kerajaan yang makmur dan mendukung perkembangan agama Buddha Mahayana. Untuk membangun Borobudur, jutaan batu andesit dipahat dan disusun rapi. 

Hebatnya, batu-batu tersebut tidak direkatkan dengan semen, melainkan dikunci satu sama lain dengan sistem presisi yang membuat bangunan tetap kokoh hingga kini.

Tidak ada catatan resmi yang menyebutkan nama perancang Borobudur, namun arsitektur candi menunjukkan adanya pemahaman mendalam tentang agama, kosmologi, hingga teknik konstruksi. Tata letak Borobudur bahkan diperkirakan selaras dengan arah mata angin dan pergerakan alam semesta, sesuatu yang luar biasa untuk teknologi kuno

BACA JUGA:Benteng Rotterdam: Warisan Megah Makassar yang Penuh Sejarah

Arsitektur Megah dan Relief yang Hidup

Borobudur berbentuk punden berundak, sebuah gaya khas Nusantara kuno yang menyerupai gunung. Bangunan ini terdiri atas sembilan tingkat: enam berbentuk persegi dan tiga berbentuk lingkaran. Di puncaknya terdapat stupa induk yang menjadi simbol utama.

Selain strukturnya yang megah, Borobudur juga dipenuhi ribuan relief dan ratusan arca Buddha. Relief-relief tersebut menggambarkan perjalanan hidup manusia, ajaran moral, hingga kisah Sang Buddha. 

Jika seluruh relief itu dipanjangkan, panjangnya bisa lebih dari lima kilometer. Detail ukiran yang halus menunjukkan betapa tingginya keterampilan seniman Jawa kuno.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: