Jejak Kutai Martadipura dan Asal-Usul Orang Basap: Kisah Sejarah dari Tepian Sungai Mahakam

Jejak Kutai Martadipura dan Asal-Usul Orang Basap: Kisah Sejarah dari Tepian Sungai Mahakam

Museum Mulawarman menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Kutai Martadipura—kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-4 Masehi-Foto IndonesiaKaya.com-

Simbolisme Kolam Naga

Di halaman museum terdapat sebuah kolam besar berbentuk naga, yang dalam tradisi lokal melambangkan kekuatan hidup dan penjaga harmoni alam. Naga dalam mitologi Kutai dianggap sebagai simbol pelindung, yang menjaga keseimbangan dunia manusia dan dunia gaib.

Tidak jauh dari museum, terdapat pula area pemakaman raja-raja Kutai. Suasana hening dan pegunungannya membuat pengunjung dapat merasakan kedekatan dengan sejarah yang telah berusia lebih dari seribu tahun.

Dengan pendekatan bercerita, museum ini bukan hanya menampilkan benda tua, tetapi menghadirkan kembali bayangan kejayaan Kutai Martadipura.

BACA JUGA:Kerja Sama Lampung–Malaysia untuk 200 Pekerja Migran Disektor Perkebunan

Peralihan dari Kutai Martadipura ke Kutai Kartanegara

Sejarah mencatat bahwa Kutai Martadipura mengalami kemunduran pada sekitar abad ke-14. 

Runtuhnya kerajaan tua itu kemudian disusul berdirinya kerajaan baru, yaitu Kutai Kartanegara, yang berpusat di Tepian Batu atau Kutai Lama.

Raja pertamanya adalah Aji Batara Agung Dewa Sakti, tokoh yang tidak hanya dikenal sebagai pemimpin karismatik, tetapi juga memiliki kegemaran unik: adu ayam. Dari kegemaran inilah salah satu legenda paling terkenal di Kutai bermula.

BACA JUGA:Sama-Sama Duda, Desta dan Andre Taulany Curi Perhatian di Pernikahan Boiyen

Perak Kemudi Besi: Ayam Sakti dari Kutai

Legenda ini menceritakan bahwa sang raja memiliki seekor ayam jago yang dianggap memiliki kesaktian luar biasa, bernama Perak Kemudi Besi. Kehebatan ayam tersebut tidak hanya terkenal di daerah sekitar Mahakam, tetapi juga terdengar hingga ke luar negeri.

Kabar ini akhirnya sampai kepada seorang pangeran dari Tiongkok. Berambisi membuktikan kehebatan ayam-ayam miliknya, ia membawa 15 ayam aduan dan datang ke Kutai Kartanegara untuk menantang sang raja. 

Ia bahkan berani memasang taruhan besar: 100 emas dan sebutir berlian untuk setiap ayamnya yang menang.

BACA JUGA:20 Lokasi Camping Ceria Paling Asyik di Bogor

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: