Tradisi Saprahan Melayu Pontianak
Tradisi saprahan Melayu Pontianak adalah cerminan kearifan lokal yang sangat berharga. Foto:Instagram@puspita_nagari_--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, bukan hanya terkenal sebagai Kota Khatulistiwa, tetapi juga memiliki warisan budaya yang khas.
Salah satu tradisi yang masih terjaga hingga kini adalah saprahan, sebuah cara makan bersama yang diwariskan masyarakat Melayu.
Tradisi ini lebih dari sekadar makan, melainkan bentuk nyata kebersamaan, kesetaraan, serta kearifan hidup yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat setempat.
BACA JUGA:Tenun Corak Insang, Warisan Budaya Melayu Pontianak yang Menawan
Asal Usul dan Filosofi Saprahan
Kata saprahan berasal dari istilah Melayu yang berarti menghidangkan makanan di atas lantai atau tikar.
Cara penyajiannya sangat sederhana: nasi dan lauk-pauk diletakkan dalam sebuah talam besar, kemudian dinikmati bersama oleh beberapa orang yang duduk melingkar di sekelilingnya.
Meski sederhana, filosofi yang terkandung di dalamnya sangat mendalam. Duduk di lantai menunjukkan sikap rendah hati, sedangkan berbagi satu talam melambangkan kebersamaan tanpa batas.
Tidak ada perbedaan antara pejabat dengan rakyat biasa, kaya dengan miskin, semuanya duduk setara. Nilai inilah yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu, yaitu menempatkan rasa persaudaraan di atas perbedaan status sosial.
BACA JUGA:Tradisi Unik Berburu Paus di Lamalera, Warisan Budaya dari Flores
Tata Cara Pelaksanaan
Tradisi saprahan biasanya hadir pada berbagai acara penting. Misalnya saat pernikahan, khitanan, kenduri syukuran, hingga peringatan hari besar Islam.
Dalam acara-acara tersebut, saprahan menjadi simbol keramahtamahan sekaligus sarana untuk mempererat ikatan sosial.
Proses persiapannya dilakukan bersama-sama. Para ibu biasanya bergotong royong menyiapkan hidangan khas Melayu, sementara para lelaki menyiapkan tikar, talam, dan menata tempat duduk.
BACA JUGA:Salatiga, Kota Tua Berusia 1.270 Tahun dengan Pesona Sejarah dan Alam
Makanan yang dihidangkan pun beragam, di antaranya:
- Nasi putih sebagai makanan utama.
- Gulai ikan atau ayam yang dimasak dengan rempah khas Melayu.
- Daging masak merah atau olahan daging kari.
- Sayur bening atau tumisan sederhana.
- Sambal terasi sebagai pelengkap cita rasa.
- Kue tradisional seperti bingke, cucur, atau kue lapis untuk pencuci mulut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




