Gerhana Matahari, Pertanda Besok Idul Fitri?

Gerhana Matahari, Pertanda Besok Idul Fitri?

Ilustrasi-freepik.com-

BACA JUGA:Survei PRC: Publik Yakin Prabowo Suksesor Jokowi

Dalam menentukan bulan baru Hijriah, pemerintah Indonesia menggunakan metode Rukyatul Hilal, yakni dengan mengamati posisi hilal atau bulan baru di ufuk baik menggunakan mata kepala secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti teropong.

Untuk memenuhi kriteria bulan baru, Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) mensyaratkan ketinggian hilal 3° dan elongasi 6,4°.

Adapun ketinggian hilal di Indonesia pada Kamis 20 April 2023, menurut perkiraan Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN) masih pada ketinggian 1° hingga 2° sehingga belum memenuhi kriteria bulan baru.

Sedangkan metode Hisab merupakan metode penentuan awal bulan Hijriah mengandalkan hitungan ilmu falak atau ilmu astronomi guna memastikan apakah hilal sudah wujud atau belum.

BACA JUGA:Jangan Lihat Langsung, Ini Cara Paling Aman Melihat Gerhana Matahari

Dalam metode hisab, penentuan bulan baru dapat ditentukan jauh hari bahkan untuk tahun-tahun berikutnya karena mengandalkan perhitungan dan tanpa harus melakukan pengamatan secara langsung.

Perbedaan metode penentuan awal bulan tersebut kemungkinan akan mengakibatkan perayaan Idul Fitri di Indonesia tidak dilaksanakan secara serentak.

Jika mengacu pada metode rukyatul hilal yang diterapkan pemerintah Indonesia maka diperkirakan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah akan jatuh pada hari Sabtu (22 April 2023).

Ini karena ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadhan kemungkinan masih belum memenuhi syarat yang ditetapkan MABIMS yakni masih dibawah 3°.

BACA JUGA:THR Guru di Lambar Belum Bisa Dibayarkan

Pemerintah Indonesia sendiri baru akan secara resmi mengumumkan penetapan 1 Syawal melalui sidang isbat setelah melakukan pengamatan hilal yang akan dilaksanakan pada Kamis (20/4/2023) petang.

Sementara itu umat Islam yang menggunakan metode hisab, seperti warga Muhammadiyah telah menentukan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat (21/4/2023).

Karena jika mengaitkan antara penentuan awal bulan dengan fenomena gerhana matahari 20 April 2023, maka metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipakai oleh Muhammadiyah akan menentukan bahwa keesokan hari setelah gerhana sudah masuk bulan baru.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: