Harga Rokok dan Cabai Pengaruhi Inflasi di Lampung

Harga Rokok dan Cabai Pengaruhi Inflasi di Lampung

--

BACA JUGA:Gempa 4,7 SR di Pesisir Barat, Terasa Kuat di Lambar

Sementara itu, NTP Provinsi Lampung pada Januari 2023 tercatat sebesar 103,29, meningkat 1,08% (mtm) jika dibandingkan dengan 102,19 pada bulan sebelumnya. 

Peningkatan NTP pada bulan laporan didorong oleh subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan Tangkap yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,54% (mtm), 0,66% (mtm), dan 1,42% (mtm). 

Adapun peningkatan NTP tersebut didorong oleh kenaikan harga G KG varietas inpari 32 dan harga acuan CPO dunia akibat implementasi B35 di Indonesia. 

Meski NTP Provinsi Lampung secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan masih berada di bawah 100 yang tercatat sebesar 97,33 (Des-22: 94,92) dan 98,86 (Des-22: 100,08).

BACA JUGA:Pengumuman Hasil Seleksi CPPPK Guru di Pesbar Diundur

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memperkirakan bahwa inflasi IHK gabungan dua kota di Provinsi Lampung akan mulai memasuki rentang sasaran inflasi 3±1 % (yoy) pada tahun 2023. 

Oleh karena itu, terdapat beberapa risiko yang perlu dimitigasi, antara lain dari risiko kelompok inti, overshooting ekspektasi inflasi masyarakat, second round impact kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi inti, dan permintaan yang terakselerasi seiring dengan kenaikan UMP 2023.

Risiko kelompok Administered Price, yakni kembali meningkatnya harga energi menjelang musim dingin akibat peningkatan permintaan global, kebijakan kenaikan tarif cukai rokok 2023 yang berpotensi mendorong percepatan kenaikan harga rokok, serta tingginya ketidakpastian supply energi Rusia dan perkembangan diversifikasi energi UE.

Risiko kelompok Volatile Food diantaranya, risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura pada periode tanam, a.l. Januari – Februari 2023, Juni – Juli 2023; dan November – Desember 2023, kembali meningkatnya harga komoditas hortikultura, beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam ras, dan gula pasir (volatile food nine; VF- 9) pada periode HBKN Idul Fitri 1444 H, dan risiko kenaikan harga komoditas minyak yang didorong oleh kecenderungan meningkatnya harga CPO dunia seiring dengan implementasi B35 di Indonesia dan pengetatan impor EU yang berkaitan dengan isu lingkungan.

BACA JUGA:Tantangan Pendidikan Filsafat dan Perlunya Polisi Berkarakter

Menyikapi perkembangan dan risiko inflasi ke depan, berikut beberapa upaya TPID Provinsi Lampung untuk menjaga stabilitas harga dalam rangka memperkuat nilai tambah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Pelaksanaan operasi pasar/pasar murah dan SPHP beras yang direncanakan masing-masing pada awal Januari 2023 – Februari 2023 dan akhir Februari 2023 – Mei 2023 dalam rangka memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan menjelang HBKN Idul Fitri 1444 H. 

Pelaksanaan KAD Intra Provinsi, dengan fokus komoditas aneka cabai, dan KAD Kota Metro – Brebes untuk komoditas Bawang Merah.

Penguatan budidaya pangan mandiri untuk komoditas bawang merah di Kota Metro, penanaman 25 ribu bibit cabai di 9 titik untuk KWT Kabupaten non-IHK, monev gertam cabai di Bandar Lampung dan Metro, serta penyelenggaraan capacity building.

Replikasi best practice klaster beras hazton/organik dan cabai merah, dan replikasi digital farming untuk komoditas bawang merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: