Pulau Sangalaki, Surga Bahari di Ujung Timur Kalimantan
Pulau Sangalaki - Foto instagram @indahnyakalimantan--
BACA JUGA:Pesona Jembatan Ampera, Ikon Abadi Sungai Musi
Karena statusnya sebagai kawasan konservasi, Sangalaki tidak memiliki permukiman penduduk tetap. Yang ada hanyalah tim penjaga konservasi penyu dan petugas pengelola kawasan wisata.
Kondisi ini membuat suasana pulau tetap alami, bersih, dan bebas dari aktivitas manusia yang berlebihan.
Pulau Sangalaki dikenal sebagai pusat konservasi penyu hijau (Chelonia mydas) dan juga menjadi lokasi peneluran penyu sisik.
Setiap malam, terutama pada musim bertelur antara Maret hingga Agustus, ratusan penyu betina naik ke daratan untuk menggali pasir dan bertelur. Telur-telur tersebut dikumpulkan petugas untuk dipindahkan ke tempat penetasan yang lebih aman.
BACA JUGA:Petualangan Bamboo Rafting di Loksado
Ketika tukik menetas, wisatawan berkesempatan menyaksikan pelepasliaran mereka ke laut lepas—momen yang tak hanya indah, tetapi juga menyentuh hati.
Aktivitas ini menjadi bagian penting dari edukasi konservasi bagi pengunjung agar lebih memahami pentingnya menjaga kelestarian laut.
Bagi pecinta snorkeling dan diving, Sangalaki adalah surga yang sesungguhnya. Air lautnya yang jernih memungkinkan pengunjung melihat keindahan karang dari permukaan.
Taman laut di sekitar pulau ini menyimpan ratusan jenis karang dan ikan tropis warna-warni yang hidup berdampingan di ekosistem yang masih alami.
BACA JUGA:Danau Tondano: Cermin Biru di Negeri Minahasa Sulawesi Utara
Salah satu spot menyelam paling populer adalah Manta Point. Di lokasi ini, penyelam berkesempatan melihat langsung pari manta raksasa yang berenang anggun di perairan dangkal.
Dengan bentangan sayap mencapai tujuh meter, pari manta menjadi simbol megah dunia bawah laut Sangalaki.
Selain itu, kawasan ini juga menjadi tempat lalu lintas penyu dan barakuda, sehingga tak heran jika penyelam dunia menyebutnya sebagai salah satu lokasi diving terbaik di Indonesia.
Menyelam malam hari atau night dive juga menjadi aktivitas favorit. Saat gelap turun, berbagai biota laut keluar dari persembunyian—lobster, gurita, hingga udang karang—menampilkan kehidupan malam yang eksotik di bawah permukaan laut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





