Petualangan Bamboo Rafting di Loksado

Petualangan Bamboo Rafting di Loksado

Petualangan Bamboo Rafting di Loksado - Foto instagram @backpackerjakarta--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kabut tipis yang turun di lereng Pegunungan Meratus di pagi hari menghadirkan pemandangan menenangkan. Sungai Amandit berkilau keperakan, sementara aroma bambu basah tercium dari tepian. 

Dari kejauhan, suara pemandu lokal yang riang menyiapkan rakit bambu menambah suasana khas pedalaman. Inilah wajah Loksado, kawasan yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Bukan sekadar destinasi wisata, Loksado merupakan perpaduan antara keindahan alam, petualangan menantang, dan kearifan budaya yang masih terjaga. 

Wisatawan datang untuk tiga hal utama: menyusuri Sungai Amandit dengan rakit bambu, menikmati kejernihan air terjun di kaki pegunungan, serta berinteraksi dengan masyarakat Dayak Meratus yang setia menjaga adat.

BACA JUGA:Danau Tondano: Cermin Biru di Negeri Minahasa Sulawesi Utara

Loksado terletak di kaki Pegunungan Meratus, sekitar tiga sampai empat jam perjalanan dari Banjarmasin, atau sekitar dua setengah jam dari Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru. 

Kota Kandangan menjadi pintu masuk sekaligus titik persinggahan utama sebelum melanjutkan perjalanan ke desa wisata. 

Wisatawan bisa menggunakan mobil sewaan, bus, atau travel dari Banjarmasin menuju Kandangan, lalu dilanjutkan dengan kendaraan lokal menuju Loksado.

Jalur alternatif juga tersedia dari Barabai dan Tapin dengan kondisi jalan cukup baik, meski beberapa bagian dapat rusak saat musim hujan. 

BACA JUGA:Pulau Muna, Pesona Tersembunyi di Timur Nusantara

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah musim kemarau, antara Juni hingga September, ketika debit sungai relatif tenang. 

Namun musim hujan pun tidak kalah menarik, karena menyajikan arus lebih menantang, udara sejuk, dan kabut tebal yang menambah nuansa dramatis.

Bamboo rafting atau balanting paring adalah ikon utama Loksado. Aktivitas ini awalnya merupakan sarana transportasi tradisional warga, yang kemudian berkembang menjadi atraksi wisata berkelas internasional. 

Rakit bambu terdiri dari belasan batang yang diikat kuat, dikendalikan oleh pemandu lokal menggunakan galah. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: