Upacara Adat Badudus Mandaring: Ritual Penyucian Suci Masyarakat Dayak
Upacara adat Badudus Mandaring merupakan warisan budaya yang sarat nilai spiritual dan kebersamaan. -Foto Instagram@ansharullah_faruqi-
Peserta upacara mengenakan pakaian adat khas Dayak, dihiasi pernak-pernik dari manik-manik dan kain bermotif tradisional. Suasana sakral terasa karena seluruh persiapan dilakukan dengan penuh kehormatan terhadap adat dan tradisi.
BACA JUGA:Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan yang Masih Dilestarikan
Tahapan Pelaksanaan Upacara
Upacara Badudus Mandaring dipimpin oleh dukun adat atau pambakal, orang yang memiliki pengetahuan spiritual dan dipercaya masyarakat. Rangkaian upacara umumnya meliputi beberapa tahap berikut:
1. Doa dan Pembukaan Ritual
Upacara diawali dengan pembacaan doa dan mantra oleh pemimpin adat. Tujuannya untuk memohon restu dari Tuhan dan leluhur agar pelaksanaan ritual berjalan lancar serta membawa keberkahan.
BACA JUGA:Kerajinan Anyaman Bambu dari Tomohon, Manado: Warisan Budaya yang Tetap Hidup
2. Pemberkatan Air Suci
Air yang akan digunakan diberi doa khusus dan dicampur dengan bunga, sirih, dan minyak wangi. Air ini diyakini telah menyerap kekuatan spiritual dan siap digunakan dalam prosesi mandi suci.
3. Prosesi Mandi Penyucian
Peserta berdiri atau duduk di tengah lingkaran keluarga. Pemimpin adat kemudian memercikkan air suci ke kepala dan tubuh peserta sambil membacakan doa. Proses ini melambangkan pembersihan diri dari segala energi negatif dan dosa.
BACA JUGA:Tari Burung Raja Udang: Simbol Kehidupan dan Keindahan Pesisir Jakarta Utara
4. Penaburan Beras Kuning dan Daun Sirih
Setelah mandi, tetua adat menaburkan beras kuning di kepala peserta dan memberinya selembar daun sirih. Simbol ini menandakan bahwa peserta telah “lahir kembali” dalam keadaan suci dan siap menempuh kehidupan baru.
5. Penutupan dan Syukuran
Upacara ditutup dengan doa bersama serta jamuan makan adat. Hidangan khas seperti ketupat, lemang, dan lauk tradisional disajikan sebagai bentuk syukur atas berkah dan keselamatan.
BACA JUGA:Ribuan Orang di 11 Kota Indonesia Akan Tampil dalam Gerakan 'Indonesia Menari 2025'
Waktu dan Kesempatan Pelaksanaan
Badudus Mandaring biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap baik menurut perhitungan adat.
Beberapa peristiwa penting yang disertai upacara ini antara lain:
- Sebelum upacara pernikahan adat, sebagai simbol kesiapan lahir batin calon pengantin.
- Saat seseorang diangkat menjadi pemimpin adat atau menerima gelar kehormatan.
- Setelah sembuh dari penyakit berat, sebagai ungkapan syukur.
- Saat menyambut tamu penting atau peristiwa adat besar lainnya.
BACA JUGA:Ragam Suku Asli di Pulau Kalimantan dan Keunikan Budayanya
Makna Simbolik dalam Unsur Upacara
Setiap perlengkapan dalam Badudus Mandaring mengandung makna mendalam:
- Air melambangkan kehidupan dan penyucian jiwa.
- Bunga mencerminkan keharuman hati dan kedamaian.
- Beras kuning menjadi simbol rezeki dan keberuntungan.
- Sirih dan pinang melambangkan kejujuran, persahabatan, dan kesetiaan.
- Mantra dan doa adat mencerminkan komunikasi antara manusia, alam, dan leluhur.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





