Disway Awards

Kuntau: Seni Bela Diri Tradisional Banjar yang Menjadi Warisan Leluhur

Kuntau: Seni Bela Diri Tradisional Banjar yang Menjadi Warisan Leluhur

Kuntau merupakan salah satu warisan budaya Banjar yang mengandung kekayaan nilai, sejarah, dan seni. -Foto [email protected]

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Diiringi lantunan sarunai dan tabuhan babun (gendang), dua pendekar tampak saling berhadapan di tengah lapangan. 

Keduanya bergerak lincah, menampilkan jurus-jurus khas yang penuh keluwesan dan tenaga. 

Sesekali, mereka menyelipkan gerakan lucu yang mengundang tawa penonton. 

Inilah pertunjukan Kuntau, seni bela diri tradisional yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.

BACA JUGA:Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan yang Masih Dilestarikan

Asal-Usul dan Sejarah Kuntau

Kuntau dikenal sebagai seni bela diri yang lahir dari perpaduan budaya Tionghoa dan tradisi Banjar. 

Kata “kuntau” sendiri diyakini berasal dari bahasa Hokkien, yang berarti “cara bertarung dengan tangan kosong.” 

Pada masa Kesultanan Banjar, teknik bela diri ini mulai berkembang setelah adanya hubungan dagang dan budaya dengan masyarakat Tionghoa. 

BACA JUGA:Kerajinan Anyaman Bambu dari Tomohon, Manado: Warisan Budaya yang Tetap Hidup

Seiring waktu, gerakan dan filosofi Kuntau disesuaikan dengan nilai-nilai lokal dan ajaran Islam yang kuat di tanah Banjar.

Dahulu, Kuntau diajarkan kepada para prajurit kerajaan sebagai latihan fisik sekaligus pembentukan watak. 

Para pendekar Kuntau dikenal bukan hanya karena kekuatan fisiknya, tetapi juga karena kesabaran, disiplin, dan pengendalian diri yang tinggi. 

Dalam masa penjajahan Belanda, beberapa tokoh Banjar juga menggunakan kemampuan Kuntau sebagai bentuk perlawanan dan pertahanan diri.

BACA JUGA:Tari Burung Raja Udang: Simbol Kehidupan dan Keindahan Pesisir Jakarta Utara

Kuntau dalam Kehidupan Masyarakat Banjar

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: