
Lebih jauh, kondisi ini tidak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi juga menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas, terutama bagi pengendara yang belum familiar dengan kondisi jalan. Namun, karena Jalinsum merupakan jalan nasional, Dishub Way Kanan merasa terikat, tidak memiliki wewenang untuk memberikan teguran atau tindakan lain.
“Karena itu sepenuhnya adalah kewenangan dari Pemerintah Pusat. Kecuali kalau BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) meminta kepada kita untuk mendampingi melakukan penertiban. Namun sejak tahun 2003 sampai sekarang, Dinas Perhubungan Kabupaten Way Kanan belum pernah mendapatkan ajakan penertiban tersebut," imbuh Ketut.
BACA JUGA:Eksplorasi Tari Batik Pace dari Pacitan yang Sarat Makna
Tak jauh berbeda, di sepanjang Jalinsum Kabupaten Lampung Utara, pemandangan serupa juga mewarnai.
Kerusakan jalan, mulai dari retakan halus, gelombang mematikan, hingga lubang-lubang dalam, adalah hasil nyata dari lalu lalang armada truk Fuso bermuatan batu bara yang tak putus-putusnya.
Akibatnya, pengendara sepeda motor kerap menjadi korban kecelakaan tunggal. Ridho Kurniawan (43), seorang warga Desa Bumi Nabung, Kecamatan Abung Barat, dengan nada getir mengungkapkan, sudah tidak terhitung banyaknya sepeda motor yang mengalami kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan yang rusak.
“Itu dikarenakan truk Fuso bermuatan batu bara melintas di sepanjang jalan ini," Kata Ridho.
BACA JUGA:Gubernur Mirza Fokus Tingkatkan SDM Wujudkan Indonesia Emas 2045
Ia menambahkan bahwa kerusakan jalan paling parah berada di sisi kiri dari arah Bukit Kemuning menuju Bandar Lampung, yang merupakan jalur dominan lintasan truk batu bara.
"Coba dilihat sendiri, kalau jalan sebelahnya kan baik-baik aja. Jalan ini rusak akibat dilintasi kendaraan yang super berat, apa lagi kalau bukan batu bara yang konvoi melintas jalan ini," tandasnya.
Senada dengan Ridho, Hermawan (51), warga Bukit Kemuning, dengan tegas menyerukan agar pemerintah dan aparat terkait tidak tinggal diam.
"Apalagi malam hari. Konvoi truk-truk batu bara ini melintas luar biasa padatnya. Sampai-sampai kalau truk itu melintas, warga yang rumahnya di sepanjang jalan ini merasakan getaran yang cukup mengganggu istirahat," terangnya.
BACA JUGA:Motor Matic Mendadak Terbakar, Satu Unit Damkar Balik Bukit Dikerahkan
Pantauan lapangan di Lampung Utara juga menunjukkan kerusakan parah di Desa Balangan, Kecamatan Abung Barat, dan Desa Blambangan, Kecamatan Blambangan Pagar.
Rano, warga setempat, menyatakan bahwa kerusakan ini sudah berlangsung lama dan sering menyebabkan kecelakaan.
"Jalan ini pernah diperbaiki pada Idul Fitri lalu, namun rusak kembali karena muatan mobil-mobil batu bara melebihi kapasitas," ujarnya.