Disway Awards

Asal Usul dan Keunikan Tari Ronggeng Blantek Betawi

Asal Usul dan Keunikan Tari Ronggeng Blantek Betawi

Gerakan khas, kostum unik, dan unsur komedi menjadikan Ronggeng Blantek istimewa-Foto Instagram@kombet_isiska-

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Tari Ronggeng Blantek merupakan salah satu tari kreasi Betawi yang lahir dari perpaduan tradisi, kreativitas, serta perkembangan seni pertunjukan masyarakat Jakarta tempo dulu. 

Tarian ini dikenal sebagai bagian dari kesenian Topeng Betawi, yaitu teater rakyat yang menampilkan gabungan seni tari, musik, drama, dan komedi. 

Ronggeng Blantek semakin populer sejak diciptakan oleh Wiwiek Widiastuti pada tahun 1978 sebagai salah satu upaya memperkaya khasanah seni tari Betawi modern tanpa melepaskan akar tradisinya.

BACA JUGA:Tari Serimpi: Asal Daerah, Sejarah, Jenis, Gerakan, dan Pola Lantainya

Asal Usul dan Makna Nama Ronggeng Blantek

Dalam tradisi Betawi, kata ronggeng merujuk pada sosok perempuan penari yang memegang peran penting dalam pertunjukan Topeng Betawi. Para ronggeng biasanya menjadi pusat perhatian karena gerakannya yang energik dan selaras dengan iringan musik khas Betawi. 

Adapun istilah blantek berasal dari suara khas alat musik pengiring, yaitu rebana dan kotek, yang ketika dimainkan menghasilkan bunyi “blang-blang tek-tek”. Bunyi ritmis inilah yang kemudian menjadi identitas musikal tarian tersebut.

Tari Ronggeng Blantek awalnya dipertunjukkan untuk mengawali pagelaran Topeng Betawi. Pada masa lalu, Topeng Betawi dipentaskan dari kampung ke kampung sebagai hiburan bagi masyarakat umum maupun tuan tanah. 

Seiring waktu, kesenian ini berkembang menjadi bagian dari berbagai acara penting seperti pernikahan, khitanan, festival budaya, hingga pentas seni di sekolah-sekolah.

BACA JUGA:Tari Jaipong: Warisan Seni Nan Energik dari Tanah Sunda

Ciri Khas Tari Ronggeng Blantek

Tari Ronggeng Blantek menjadi unik karena menggabungkan unsur humor, gerakan energik, dan gaya panggung yang ceria. Tarian ini biasanya dilakukan oleh empat hingga enam penari perempuan, meski dalam beberapa pertunjukan dapat pula melibatkan jumlah yang lebih fleksibel. 

Karakter penari yang ceria dan ekspresif menjadikan tarian ini sangat menghibur dan mudah diterima masyarakat luas.

Tema yang diangkat umumnya menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi, seperti suasana pasar, interaksi sosial, hingga kelucuan dalam keseharian. Perpaduan unsur tarian dan komedi juga membuat suasana pertunjukan menjadi hidup, dinamis, dan penuh gelak tawa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: