Kesenian Rapai: Warisan Budaya Islami dari Kerajaan Samudra Pasai
Rapai pasee adalah warisan budaya yang mencerminkan perpaduan antara seni dan agama. Foto:[email protected]
BACA JUGA:Ukiran Jepara: Warisan Abadi Sungging Prabangkara dari Zaman Majapahit
2. Rapai Pasee (Rapai Gantung)
Rapai pasee merupakan jenis yang paling sering digunakan dalam acara penyambutan tamu penting atau perayaan besar. Pertunjukannya diiringi dengan syair-syair Islami yang dilantunkan oleh seorang syeh. Para pemain biasanya berdiri berbaris melengkung, mengenakan busana khas Aceh, dan menabuh rapai kecil serta besar secara bergantian mengikuti irama. Kesenian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan dan doa bagi para tamu.
3. Rapai Geurimpheng (Rapai Macan)
Dalam rapai geurimpheng, ada 12 pemain yang terdiri atas delapan penabuh rapai dan empat orang lainnya yang memainkan alat tambahan seperti canang serta membacakan syair. Tabuhannya kuat, ritmis, dan menggambarkan semangat keberanian masyarakat Aceh. Gerakan dan formasi para pemain diatur agar pertunjukan terlihat indah dan berenergi.
BACA JUGA:Pakaian Hitam Adat Suku Kajang: Cerminan Kesederhanaan dan Kesetaraan Hidup
4. Rapai Pulot
Jenis rapai ini merupakan perpaduan antara seni musik, tari, suara, dan ketangkasan. Berdasarkan cerita lama, rapai pulot berasal dari alat musik yang dibawa oleh seorang ulama dari Baghdad bernama Syeh Rapi, yang juga dikenal sebagai penyebar Islam di kawasan Pasee. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kuat kebudayaan Islam dari Timur Tengah terhadap perkembangan seni di Samudra Pasai.
5. Rapai Cebrek
Rapai cebrek merupakan jenis rapai kuno yang kini sudah jarang dimainkan. Usianya diperkirakan mencapai empat abad. Terakhir kali rapai ini ditampilkan pada pementasan teater berjudul She Lagee di Jakarta pada tahun 2008. Kini, rapai cebrek menjadi bagian dari sejarah dan simbol kejayaan masa lalu.
BACA JUGA:Ritual Adat Suku Kajang Ammatoa di Bulukumba: Menyatu dengan Alam dan Leluhur
Makna dan Nilai Spiritual Rapai
Kesenian rapai tidak hanya menonjolkan keindahan suara dan irama, tetapi juga mengandung pesan moral serta nilai-nilai keislaman.
Dalam setiap pertunjukan, syair yang dinyanyikan berisi ajakan untuk berbuat baik, bersyukur, dan selalu mengingat Sang Pencipta.
Karena itulah, rapai dianggap sebagai media dakwah yang efektif dan menyentuh hati masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




