Disway Awards

Kain Gebeng: Warisan Tenun Khas Ogan Ilir yang Hampir Punah namun Bangkit Kembali

Kain Gebeng: Warisan Tenun Khas Ogan Ilir yang Hampir Punah namun Bangkit Kembali

Tenun Gebeng kembali populer berkat pelatihan, inovasi desain, dan dukungan pemerintah daerah-Foto Instagram@shazkiamy-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kain Gebeng merupakan salah satu warisan budaya paling berharga dari Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. 

Kain tenun ini tidak hanya menjadi lambang identitas masyarakat setempat, tetapi juga jejak sejarah yang menggambarkan kehidupan sosial dan budaya para leluhur. 

Dahulu, kain Gebeng hanya dipakai oleh kaum bangsawan, pejabat, atau tokoh adat dalam acara resmi dan upacara tradisional. 

Kini, keberadaannya sempat terancam punah karena minimnya penenun, namun berbagai upaya pelestarian membuat kain ini kembali dikenal dan dicintai masyarakat luas.

BACA JUGA:Aksi Cepat Lifeguard Evakuasi Nelayan Saat Perahu Terbalik di Labuhan Jukung

Asal Usul dan Keunikan Kain Gebeng

Kain Gebeng berasal dari tradisi menenun di Desa Limbang Jaya dan Tanjung Pinang, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir. Kedua desa ini sejak lama dikenal sebagai pusat pengerajin kain tradisional. 

Keunikan kain Gebeng terletak pada proses pembuatannya yang masih menggunakan alat tenun tradisional, seperti gedokan dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). 

Teknik tenun ini membuat setiap lembar kain memiliki nilai artistik yang khas karena diproduksi sepenuhnya dengan tenaga manusia tanpa bantuan mesin modern.

BACA JUGA:Parosil Mabsus Kembali Nahkodai DPC PDIP Lambar

Bahan dasar kain Gebeng pun bervariasi. Mulai dari benang biasa, benang super, sutera, hingga benang emas digunakan untuk menciptakan lembaran kain yang elegan dan bernilai tinggi. 

Dalam proses pewarnaan, para penenun tradisional memanfaatkan pewarna alam yang berasal dari kayu tinggi dan secang. Pemakaian pewarna alami tidak hanya membuat warnanya tampak lebih lembut dan alami, tetapi juga menjadikan kain lebih aman dan ramah lingkungan.

Motif kain Gebeng sangat beragam. Dua motif yang paling dikenal adalah motif es lilin dan motif limar, yang masing-masing memiliki nilai simbolik dan estetika tersendiri. 

Motif tersebut biasanya menggambarkan keindahan alam, filosofi kehidupan, serta identitas budaya masyarakat Ogan Ilir.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: