Negeri Seribu Megalit, Jejak Peradaban Prasejarah di Sumatera Selatan

Negeri Seribu Megalit, Jejak Peradaban Prasejarah di Sumatera Selatan

Peninggalan megalitik di Lahat menjadi bukti peradaban manusia prasejarah di Sumatera Selatan-Foto Instagram@aad_mandar-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sumatera Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan jejak peradaban manusia prasejarah dalam jumlah besar. Salah satu bukti paling menonjol adalah peninggalan kebudayaan megalitik yang tersebar luas di Kabupaten Lahat dan wilayah sekitarnya.

Kekayaan tinggalan tersebut membuat Lahat dijuluki sebagai Negeri Seribu Megalit, sebuah sebutan yang menggambarkan melimpahnya situs dan artefak batu besar peninggalan manusia masa lampau.

Kebudayaan megalitik merupakan tradisi masyarakat prasejarah yang memanfaatkan batu-batu berukuran besar sebagai sarana kehidupan spiritual, sosial, dan budaya. Istilah megalit berasal dari kata megas yang berarti besar dan lithos yang berarti batu.

Tradisi ini berkembang pada masa prasejarah, sekitar 4.000 hingga 2.500 tahun sebelum Masehi, dan meninggalkan berbagai bentuk peninggalan yang masih dapat dijumpai hingga sekarang.

BACA JUGA:Diskon Besar Akhir Tahun 2025, Ini Daftar Harga Sepatu Vans Original

Lahat sebagai Pusat Peninggalan Megalitikum

Kabupaten Lahat memiliki posisi penting dalam peta kebudayaan megalitik Indonesia. Wilayah ini tercatat sebagai daerah dengan jumlah situs megalitik terbanyak di tanah air.

Pada awal tahun 2000-an, telah ditemukan puluhan situs dengan ribuan artefak batu.

Seiring dengan berjalannya waktu dan penelitian lanjutan, jumlah tersebut terus bertambah.

BACA JUGA:Polresta Bandar Lampung Siapkan 8 Pos Operasi Lilin Krakatau 2025

Pada tahun 2012, Kabupaten Lahat secara resmi tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kabupaten dengan situs megalitik terbanyak di Indonesia.

Sebagian besar situs megalitik di Lahat berada di wilayah dataran tinggi, perbukitan, dan kawasan pegunungan.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat prasejarah memilih daerah dengan kondisi alam tertentu untuk menetap dan menjalankan aktivitas kepercayaannya.

Lingkungan tersebut dinilai strategis karena memiliki sumber batuan alam yang melimpah serta kondisi geografis yang mendukung kehidupan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: