Surabaya, Kota Pahlawan dan Perang Pertama Pasca Kemerdekaan
Monumen ini bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol penghormatan terhadap semangat juang rakyat Surabaya.-Foto Pixabay.com-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Surabaya adalah ibu kota Jawa Timur sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.
Selain terkenal sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan industri, kota ini memiliki makna khusus dalam perjalanan sejarah bangsa.
Di Surabaya terjadi pertempuran besar pertama antara rakyat Indonesia dengan pasukan Sekutu setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Peristiwa itu menjadikan Surabaya sebagai simbol keberanian dan melahirkan sebutan Kota Pahlawan.
BACA JUGA:Benteng Vastenburg: Jejak Sejarah Kolonial di Jantung Kota Solo
Awal Kedatangan Pasukan Sekutu
Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945, Indonesia segera memanfaatkan momentum itu untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Namun, kondisi setelah proklamasi tidak berjalan mulus.
Sekutu, melalui pasukan AFNEI, datang ke Indonesia dengan alasan melucuti tentara Jepang serta membebaskan tawanan perang. Akan tetapi, kehadiran mereka diikuti oleh administrasi Belanda yang dikenal dengan nama NICA. Kehadiran NICA menimbulkan keresahan, sebab jelas terlihat adanya niat untuk mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda.
Di Surabaya, rakyat yang baru saja merasakan nikmatnya kemerdekaan segera bersatu untuk mempertahankannya. Semangat juang itu membuat setiap upaya Belanda untuk kembali berkuasa mendapatkan perlawanan keras.
BACA JUGA:Cara Membersihkan Cobek agar Bebas Bau Tak Sedap dengan Satu Bahan Dapur
Insiden di Hotel Yamato
Ketegangan di Surabaya memuncak pada September 1945. Di Hotel Yamato, sekelompok orang Belanda yang berada di bawah perlindungan Sekutu mengibarkan bendera merah-putih-biru.
Bagi rakyat Surabaya, tindakan itu dianggap merendahkan harga diri bangsa. Sejumlah pemuda kemudian berani memanjat atap hotel dan menurunkan bendera tersebut.
Warna biru disobek, menyisakan merah dan putih sebagai simbol kedaulatan Indonesia. Kejadian ini semakin mengobarkan semangat rakyat untuk melawan segala bentuk penjajahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





