Klana Rangga Puspita: Kisah Cinta dalam Balutan Topeng Malang

BACA JUGA:Eksotisme Pantai Sire: Permata Tersembunyi di Utara Lombok

Pagelaran ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran budaya. 

Melalui kisah yang disampaikan, tersirat pesan tentang pentingnya cinta yang tulus, keberanian menghadapi rintangan, serta nilai kesetiaan terhadap keluarga dan bangsa. 

Di tengah arus modernisasi, pertunjukan seperti ini menjadi sarana yang kuat untuk memperkenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda.

Padhepokan Seni Mangun Dharma sebagai penggagas pertunjukan ini menunjukkan konsistensinya dalam merawat kesenian tradisional, namun tetap mampu menghadirkan karya yang segar dan kontekstual. 

BACA JUGA:Nyeri Perut Saat Ovulasi: Gejala Normal atau Tanda Bahaya?

Mereka menampilkan kolaborasi lintas generasi antara maestro seni topeng dengan seniman muda, menciptakan pertunjukan yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga relevan dengan penonton masa kini.

Pertunjukan ini menjadi bagian dari inisiatif Galeri Indonesia Kaya dalam program #GIKWajahBaru, yang bertujuan mendukung regenerasi dalam dunia seni budaya. 

Melalui program ini, berbagai kelompok seni dari seluruh Indonesia diberi ruang untuk tampil dan memperkenalkan karya-karya mereka kepada publik yang lebih luas, termasuk melalui panggung modern di jantung ibu kota.

“Klana Rangga Puspita” adalah contoh bagaimana seni pertunjukan tradisional dapat diolah dengan kreatif tanpa meninggalkan nilai aslinya. 

BACA JUGA:Di Mana Letak Usus Buntu? Pentingnya Mengenal Posisi dan Gejala Apendisitis

Cerita cinta yang dikemas melalui tari topeng membawa pesan moral yang dalam, sekaligus memperlihatkan betapa kayanya tradisi budaya Indonesia. 

Penonton tidak hanya disuguhi tontonan yang indah secara visual, tetapi juga diajak memahami nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.(*)

Sumber: