Defisit Biji Kopi Dunia Diprediksi Akan Berlangsung Lama

Defisit Biji Kopi Dunia Diprediksi Akan Berlangsung Lama

Pemerhati sekaligus penggiat kopi di Kabupaten Lampung Barat Irwansyah, SP., memprediksi bahwa defisit biji kopi dunia bisa berlangsung lama--

BACA JUGA:Warga Bumiraya Lampung Utara Minta Pabrik Somel Ditutup, Pemilik: Izin Saya Lengkap

Kementerian pertanian Vietnam memperkirakan luas area perkebunan kopi di Vietnam menyusut hanya tinggal 600.000 hektar dari 700.000 hektar sebelumnya.

Penyusutan luas perkebunan kopi ini dikarenakan banyaknya petani kopi di Vietnam mengganti tanaman kopi menjadi durian dan alpukat.

Jika dijumlahkan perkiraan penurunan hasil panen di negara Brasil dan Vietnam pada tahun 2023/2024 telah mencapai 400 ribu ton lebih atau 4% dari total produksi kopi global. 

Sepanjang periode 2020/2021, lebih dari 175 juta kantong kopi dihasilkan seluruh dunia, yang masing-masing berisi 60 kilogram kopi.

BACA JUGA:Diduga Terlibat Narkoba, Oknum Peratin di Ngaras Diamankan Polres Pesisir Barat

Tahun 2020/2021 merupakan tahun dengan jumlah produksi kopi tertinggi dalam sejarah perkopian. 

Sebagai perbandingan, jumlah produksi pada tahun 2021/2022 mencapai 168,5 juta kantong, dan tahun 2022/2023 mencapai 170 juta kantong.

Sementara jumlah konsumsi kopi global terjadi peningkatan setiap tahun mencapai 1% hingga 2%. 

Pada tahun 2021 Konsumsi biji kopi global mencapai 166 juta kantong atau hampir 10 juta ton di tahun 2021 dan pada tahun 2023 telah mencapai 166,63 juta kantong.

BACA JUGA:Bocah 6 Tahun di Lampung Utara Diduga Dianiaya Kerabat Hingga Patah Tulang

Jika produksi kopi global tahun 2024/2025 turun sebanyak 4 persen, dan konsumsi kopi global diasumsikan tetap maka dunia akan defisit biji kopi sebanyak 3,4 juta kantong alias 200 ribu ton.

Defisit biji kopi dunia sepertinya akan berlangsung beberapa tahun kedepan. Sebab untuk mencapai pemulihan peningkatan produksi di Brasil membutuhkan waktu paling tidak 2 tahun kedepan. 

Sedangkan Vietnam bahkan membutuhkan waktu lebih lama lagi karena untuk pemulihan produksi di Vietnam harus melakukan penanaman ulang. 

Karena itu dari hasil analisisnya, Irwansyah beropini, saat inilah waktunya bagi Indonesia untuk membenahi perkebunan kopi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: