Disbunnak Hanya Beri Ultimatum Soal Pembangunan Jalan Produksi yang Asalan

Disbunnak Hanya Beri Ultimatum Soal Pembangunan Jalan Produksi yang Asalan

Medialampung.co.id - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Lampung Barat melalui Bidang Prasarana Pertanian mengaku telah memberi ultimatum atau peringatan kepada pihak pelaksana dan fasilitator pasca melakukan kroscek terkait pembangunan jalan produksi di Pemangku 4 Atarpanggar dan Pemangku 5 Pekon Atarbawang, Kecamatan Batuketulis, yang dinilai asalan.

Kabid PSP Budiarto A.Md, mendampingi Kepala Disbunnak Ir. Nata Djudin Amran mengaku untuk kedua kalinya pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan kroscek di lapangan, dan diakuinya ada hal yang menjadi catatan terkait kualitas maupun volume fisik.

“Jadi tim sudah turun dua kali, mereka ada catatan-catatan yaitu volume harus dipenuhi kemudian terkait kualitas kita sudah minta perbaiki sesuai juknis. Kami juga sudah beri ultimatum kepada fasilitator agar bisa melakukan pengawasan dalam melakukan perbaikan. Kami tidak mau tahu itu harus sesuai juknis. untuk sementara itu informasinya seperti itu karena saya sedang di perjalanan,” singkatnya.

Seperti diketahui, diduga dibangun asal-asalan dan tidak sesuai spek (spesifikasi) pembangunan jalan produksi yang dilaksanakan secara swakelola di Pemangku 4 Atarpanggar dan Pemangku 5 Pahiton Pekon Atarbawang, Kecamatan Batuketulis, Kabupaten Lampung Barat amburadul. 

Selain baru seumur jagung dibangun sudah rusak, proyek itu juga terindikasi kekurangan volume fisik atau kurang 1 Kilometer seperti yang tercantum pada plang kegiatan. Sementara, pembangunan jalan tersebut menelan anggaran sebesar Rp300 juta bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) jalan produksi ditambah swadaya masyarakat sebesar Rp2 juta lebih.

“Kami sudah bertahun-tahun menantikan jalan ini dibangun, saat sudah dibangun malah kualitasnya seperti ini, baru beberapa bulan dilalui sepeda motor, lantai jalan sudah mengelupas bahkan di beberapa bagi badan jalan sudah retak-retak karena kualitasnya sangat buruk,” ungkap warga yang enggan ditulis identitasnya.

Pihaknya mengaku sangat menyesalkan pembangunan jalan ini, sehingga pihaknya mendorong pihak terkait mulai dari unsur pengawas di tingkat kabupaten untuk turun melakukan kroscek, baik kualitas pembangunan maupun volume yang diduga kurang dari satu kilometer sebagaimana mestinya .

“Ya, kalau seperti ini kami minta pemerintah atau pihak pengawas turun, karena meski sudah sempat diperbaiki, tapi kami yakin upaya itu sia-sia karena badan jalan yang retak hanya ditambal semen dari atas, tidak lama bakal rusak lagi,” cetusnya.(edi/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: