Dikeroyok Trailer Semen dan Truk Batu Bara, Jalinsum Jadi Ranjau Petaka
Dari Bukit Kemuning ke Blambangan Pagar, jalan rusak dan nyawa terancam akibat ODOL-Foto Dok-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Gelombang keresahan masyarakat Lampung Utara semakin besar seiring maraknya peredaran truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang bebas melintas di Jalur Lintas Tengah Sumatera (Jalintengsum).
Tidak hanya mengangkut batu bara, kini truk trailer bermuatan semen asal Sumatera Selatan juga menjadi sorotan karena dianggap mempercepat kerusakan jalan dan mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya.
Kerusakan yang ditinggalkan kendaraan raksasa ini tidak sekadar berupa jalan berlubang dan bergelombang, melainkan juga memicu potensi kecelakaan fatal.
Jalur strategis yang semestinya mendukung perputaran ekonomi justru berubah menjadi lintasan penuh ranjau petaka.
BACA JUGA:Alokasi Rp400 Miliar Gaji PPPK Dorong Kenaikan Belanja Pegawai Lampung
Masyarakat menyebut kerusakan parah yang terjadi di ruas Bukit Kemuning hingga Blambangan Pagar merupakan akibat langsung dari aktivitas truk ODOL.
Aspal mengelupas, lubang besar menganga di sisi jalur yang paling sering dilalui kendaraan tonase tinggi.
Pirdaus (51), warga Bukit Kemuning, menilai lemahnya penegakan hukum membuat ODOL seperti dibiarkan beraksi. Ia mengaku jenuh dengan aksi protes yang berulang tanpa solusi nyata.
“Ah sudahlah, Pak. Demo cuma sesekali, habis itu senyap. Jalan tetap rusak, truk ODOL tetap jalan,” ucapnya dengan nada getir pada Selasa, 19 Agustus 2025.
BACA JUGA:Penindakan ODOL Berhenti, BPTD Berlindung di Balik Punggung Polisi
Menurut Pirdaus, kerugian negara akibat kerusakan jalan yang disebabkan ODOL mencapai triliunan rupiah setiap tahun.
Ia menegaskan masalah ini tidak hanya soal teknis, tetapi juga sudah masuk ranah perekonomian dan keselamatan publik.
“Kerusakan jalan akibat ODOL sudah menelan biaya triliunan rupiah per tahun. Ini uang rakyat, dan anehnya terus membesar karena penegakan hukum tumpul,” tegasnya.
Selain merusak infrastruktur, ODOL juga menebar ancaman maut. Beban berlebih membuat kendaraan sulit dikendalikan, terutama ketika melewati turunan panjang atau saat pengereman mendadak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




