Dikeroyok Trailer Semen dan Truk Batu Bara, Jalinsum Jadi Ranjau Petaka

Dikeroyok Trailer Semen dan Truk Batu Bara, Jalinsum Jadi Ranjau Petaka

Dari Bukit Kemuning ke Blambangan Pagar, jalan rusak dan nyawa terancam akibat ODOL-Foto Dok-

BACA JUGA:Polres Lampung Utara Ungkap Kasus Pungli Truk Fuso Angkutan Batubara

Anggota Komisi V DPR Syafiuddin Asmoro menyebut bahwa kebijakan ini tidak hanya soal aturan, tetapi juga tentang keselamatan, efisiensi logistik, dan keberlanjutan transportasi.

“Pemerintah harus sosialisasi masif, libatkan pengusaha, operator, dan sopir agar siap sejak dini,” ujarnya pada Minggu, 10 Agustus 2025.

Kementerian Perhubungan di bawah komando Menteri Dudy Purwagandhi menegaskan akan menyiapkan teknis pelaksanaan sesuai kesepakatan dengan asosiasi logistik dan pengemudi. 

Beberapa ruas jalan nasional bahkan mulai dipasang sistem timbang otomatis atau weigh in motion untuk mendeteksi kendaraan ODOL secara real-time.

BACA JUGA:Polemik Truk Angkutan Batubara, DPRD Lampung Utara Angkat Bicara

Truk ODOL bukan hanya memperpendek umur jalan dan jembatan, tetapi juga mengganggu arus lalu lintas. Ketika kendaraan mogok atau kecelakaan, macet panjang tak terhindarkan. 

Kondisi ini berimbas langsung pada distribusi barang, keterlambatan logistik, dan biaya ekonomi yang membengkak.

Selain itu, kerugian akibat ODOL juga menyangkut kerugian sosial. Biaya medis korban kecelakaan, kerusakan kendaraan pribadi, hingga kehilangan nyawa menjadi beban yang harus ditanggung bersama.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah hingga pusat benar-benar tegas menghadapi masalah ini. Tanpa tindakan nyata, jalur strategis Jalintengsum akan terus menjadi “kuburan aspal” dan mimpi buruk bagi para pengguna jalan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: