Aksi Tawuran Menewaskan Seorang Pelajar SMK BLK, Ini Kata Disdikbud Lampung
--
BACA JUGA:Seleksi PPPK 2023 Dipastikan Tanpa Dipungut Biaya
Di Tempat kejadian salah seorang saksi, Bayu Angga mengaku melihat aksi tawuran tersebut. Menurutnya, terdapat puluhan remaja yang terlibat dalam aksi tersebut tersebut.
Di melihat korban dari aksi tawuran tersebut, mengalami luka bacok di bagian punggung hingga berlumuran darah..dan langsung dilarikan ke RS Imanuel.
Menurut salah satu kerabat korban, Sutrimo (45), Gilang Ihsan Zikri merupakan anak bungsu yang dikenal pendiam di lingkungan dan keluarganya. Dia berharap pelaku dapat segera tertangkap.
"Kegiatannya cuma sekolah dan anaknya pendiam, tapi gak tahu kalau di luar seperti apa," Kata dia.
BACA JUGA:Kebakaran TPA Bakung Bandar Lampung Mulai Bisa Dikendalikan
Berdasarkan Informasi yang beredar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung masih menunggu hasil penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian mengenai kasus tawuran yang menyebabkan tewasnya satu pelajar SMK BLK Bandar Lampung Tersebut
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Disdikbud Lampung Tommy Efra Handarta mengatakan, kasus aksi tawuran yang terjadi pada senin 30 Oktober 2023 tersebut sudah di tangani pihak kepolisian.
Oleh karenanya itu saat ini, pihaknya masih menunggu hasil penyidikan dari kepolisian nanti dapat dilihat apakah ada kelalaian dari pihak sekolah dalam kasus.
"Sebab kejadiannya di luar sekolah bukan pada jam pelajaran nanti kita lihat apakah ada kelalaian dari sekolah nanti ada hasilnya," Ungkapnya pada 31 Oktober 2023
BACA JUGA:Ernawati Pimpin Monitoring Penyusunan LKPJ Pekon Masa Jabatan Peratin Purna Bakti
Pihaknya juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung apapun yang diperlukan untuk proses penyidikan polisi. Dan akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Selain itu, pihaknya bersama jajaran telah mendatangi rumah duka, sebagai bentuk bela sungkawa terhadap keluarga dari Gilang Ihsan Zikri di wilayah Desa Sabah Balau, Lampung Selatan.
Ia pun mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja terlebih di dalam lingkup pendidikan seperti, sosialisasi, latihan kepemimpinan, hingga membentuk program Masa Dasar Bimbingan Mental dan Fisik (Madabintal).
Namun upaya tersebut dilakukan di sekolah dan tidak mungkin pihak sekolah akan bertanggung jawab selama 24 jam untuk menjaga anak-anak
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





