
Kampung Bena sendiri merupakan destinasi budaya yang sangat terkenal di Flores, dan kerap dikunjungi oleh wisatawan yang baru saja mendaki Inerie.
Susunan rumah adat dengan arsitektur tradisional dan batu-batu megalitikum di tengah kampung menciptakan lanskap budaya yang berpadu sempurna dengan latar gunung.
Gunung Inerie kini semakin dikenal, bukan hanya di kalangan pendaki lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara.
BACA JUGA:Sinka Island Park: Pesona Alam dan Satwa Eksotis di Singkawang
Dengan bertambahnya jumlah kunjungan, sejumlah fasilitas pendukung mulai dibenahi, termasuk keberadaan pusat informasi wisata di Kota Bajawa.
Di tempat ini, pengunjung dapat memperoleh informasi lengkap tentang pendakian, kondisi cuaca, serta bantuan pemandu berpengalaman yang dapat memandu perjalanan ke puncak dengan aman.
Musim kemarau, yakni antara bulan Juni hingga Agustus, merupakan waktu terbaik untuk melakukan pendakian.
Di musim ini, cuaca lebih stabil, langit lebih cerah, dan jalur pendakian dalam kondisi ideal.
BACA JUGA:Malino Highlands: Surga Sejuk Perkebunan Teh di Pegunungan Sulawesi Selatan
Namun demikian, pendaki tetap disarankan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan membawa perlengkapan yang sesuai, seperti sepatu gunung yang kuat, pakaian hangat, senter kepala, serta air minum yang cukup.
Mengingat paparan sinar matahari yang cukup intens, perlindungan seperti topi, kacamata hitam, dan tabir surya juga sangat dianjurkan.
Gunung Inerie tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan nilai spiritual dan budaya yang mendalam bagi masyarakat lokal.
Gunung ini menjadi bagian dari identitas masyarakat Ngada dan sering dikaitkan dengan kisah-kisah leluhur serta kepercayaan tradisional.
BACA JUGA:Latimojong: Puncak Tertinggi di Sulawesi yang Memikat Hati Pendaki
Dengan demikian, perjalanan mendaki Inerie bukan semata soal menaklukkan puncak, tetapi juga menyatu dengan alam dan menghargai kearifan lokal yang telah hidup berdampingan dengan gunung selama berabad-abad.(*)