Petugas Kementerian Berikan Tanggapan Prihal Sulitnya Pemasaran Ikan Nila Lampung Barat

Kamis 17-08-2023,19:13 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan

Dimana wilayah-wilayah penghasil ikan air tawar  tersebut jarak tempuh lebih mudah dan lebih dekat dalam penjualan kepada konsumen. 

Sehingga agen ikan yang selama ini menjadi pembeli di wilayah Kabupaten Lampung Barat lebih memilih pembelian di wilayah tersebut.  

Di katakan salah satu petani penyebab lain akibat turunnya harga jual, karena petani juga menunggu harga jual yang stabil yakni Rp23.000/ Kg, yang mengalami terus turun hingga sekarang Rp19.500/Kg. 

Sebelumnya, para peternak ikan nila di beberapa wilayah, di Kabupaten Lampung Barat mengalami kerugian hal itu dikarenakan sulitnya penjualan yang juga di per keruh dengan turunnya harga jual.

BACA JUGA:Rutan Krui Serahkan Remisi, Tujuh WBP Langsung Bebas

Seperti di Kecamatan Kebuntebu, sejak beberapa tahun belakangan ini banyak masyarakat yang mengembangkan usaha peternakan ikan nila, bahkan tidak sedikit lahan persawahan padi di alih fungsikan mejadi kolam ternak ikan, karena omzetnya cukup menjanjikan. 

Dikemukakan salah satu pengusaha ikan di Kecamatan Kebuntebu M. Nasir, dengan mendapatkan keuntungan hanya waktu empat sampai lima bulan sekali panen, di dukung dengan keberadaan wilayah yang memang cocok untuk budidaya ikan dengan luasnya lahan dan air bersih pegunungan, untuk menghasilkan ikan yang segar dan gemuk. 

Namun, sejalan waktu sejak beberapa bulan terakhir, ikan yang sudah siap panen. Yang biasanya mudah di jual pada agen langganan masing-masing. 

Untuk menjualnya menjadi sulit bahkan harus antri dalam waktu lama bahkan lebih dari satu bulan.

BACA JUGA:Peringati Hari Kemerdekaan RI Ke-78, KKI Lampung Barat Gelar CERDIS Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Keadaan itu di sebabkan pembeli di pasar mengalami penurunan, sedangkan stok ikan di petani terus bertambah dengan banyaknya kolam ikan yang kapasitas budidayanya hingga puluhan ton. 

"Sekarang untuk jual ikan yang sudah siap panen, dengan agen yang biasanya langganan kami menjual ikan, untuk di luar kabupaten dibatasi bahkan harus nunggu karena disebutkan minat beli masyarakat menurun. Dan dampak lainnya harga jual juga turun tinggal Rp19.500 per/kg dengan agen," ungkap salah satu petani.

Yang menjadi kekhawatiran dan dipastikan menimbulkan kerugian akibat kondisi itu pertama ikan yang sudah siap panen sembari menunggu terjual harus tetap di berikan pakan, sedangkan harga beli pakan sendiri sangat tinggi. 

"Bayangkan saja jika ngantri nunggu penjualan diatas 25 hari sementara kebutuhan pakan sepuluh sak per hari dengan harga pakan setiap saknya Rp450 ribu artinya kerugian untuk pakan saja diatas Rp3 juta," katanya. 

BACA JUGA:Momen HUT RI Ke-78, Walikota Bandar Lampung Ingatkan Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

Masalah lainnya, sebagian besar petani ikan dalam mengembangkan usaha kolam mengunakan modal pinjaman bank yang tidak bisa tidak harus dibayar. 

Kategori :