Disway Awards

Sawah Jaring Laba-Laba Cancar, Keindahan Unik Warisan Adat Manggarai

Sawah Jaring Laba-Laba Cancar, Keindahan Unik Warisan Adat Manggarai

Sawah Jaring Laba-Laba / Foto -- instagram @nttbeta_--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di Desa Cancar, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbentang hamparan sawah dengan pola yang jarang ditemui di daerah lain. 

Bentuknya menyerupai jaring laba-laba raksasa, membuat kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata paling ikonik di wilayah Flores. 

Pola unik tersebut tidak sekadar hasil kreasi untuk pariwisata, melainkan berakar pada tradisi pembagian lahan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Formasi sawah di Cancar merupakan penerapan sistem pembagian tanah adat yang dikenal dengan sebutan lingko. 

BACA JUGA:Ukir Sejarah, Ayu Ting Ting Manggung Bareng Rhoma Irama dan Soneta Band

Dalam sistem ini, satu titik tengah yang disebut lodok menjadi poros utama. Dari titik itulah, lahan dibagi menjadi petakan-petakan menyerupai irisan kue yang membentang ke segala arah hingga membentuk lingkaran-lingkaran besar. 

Setiap “irisan” menjadi hak garap satu keluarga, yang pembagiannya diatur melalui kesepakatan bersama di bawah pengawasan tetua adat.

Pola ini bukan sekadar estetika. Ia merepresentasikan prinsip keadilan dan kebersamaan yang dijunjung masyarakat Manggarai. 

Setiap keluarga, tanpa memandang status, memperoleh bagian yang proporsional. Filosofi tersebut masih dipegang teguh hingga kini, meskipun sebagian besar lahan kini juga menjadi daya tarik wisata.

BACA JUGA:Nikita Mirzani Lapor Dugaan Suap di Kasusnya ke KPK

Wisatawan yang datang ke Desa Cancar biasanya diarahkan ke titik pandang di perbukitan sekitar untuk menyaksikan pola jaring laba-laba secara utuh. 

Dari ketinggian, garis-garis petakan sawah tampak jelas membentuk pola simetris yang menawan. Warna hijau mendominasi saat musim tanam, sementara nuansa kuning keemasan mewarnai hamparan menjelang panen. 

Perpaduan warna itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemburu foto, terutama saat cahaya pagi atau sore hari memantulkan kilau di permukaan sawah.

Waktu kunjungan terbaik biasanya antara bulan Desember hingga Februari ketika padi mulai tumbuh subur, atau pada Mei hingga Juli saat padi menguning. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: