Jejak Megalitikum dan Kehidupan Adat di Lereng Gunung Inerie: Desa Wisata Tiworiwu
Desa Wisata Tiworiwu merupakan contoh bagaimana sebuah komunitas mampu menjaga warisan budaya dan sejarah tanpa kehilangan identitasnya. -Foto Instagram@mountnesia-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah desa wisata yang menyimpan kekayaan budaya masa lampau sekaligus kehidupan adat yang masih terjaga hingga kini.
Desa Wisata Tiworiwu, yang terletak di Kabupaten Ngada, menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan yang ingin mengenal tradisi, sejarah, dan kearifan lokal masyarakat Bajawa.
Desa ini dikenal luas berkat keberadaan Kampung Adat Bena, sebuah kawasan permukiman tradisional yang sarat dengan peninggalan budaya megalitik. Rumah-rumah batu, tata ruang adat, serta ritual leluhur menjadi daya tarik utama yang membedakan Tiworiwu dari destinasi wisata lainnya di Nusa Tenggara Timur.
Keunikan Desa Wisata Tiworiwu terletak pada kemampuannya mempertahankan warisan leluhur di tengah arus modernisasi. Masyarakat setempat masih menjalankan tata kehidupan adat, mulai dari pola hunian, sistem sosial, hingga upacara tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
BACA JUGA:Jam Tangan Fossil Promo Akhir Tahun 2025: Diskon Besar untuk Gaya Elegan
Kampung Adat Bena dan Tata Ruang Megalitik
Kampung Adat Bena menjadi pusat kehidupan budaya masyarakat Bajawa sekaligus ikon Desa Wisata Tiworiwu. Kampung ini memiliki pola tata ruang khas yang tersusun memanjang dan tertata rapi. Di bagian tengah kampung terdapat ruang terbuka yang berfungsi sebagai pusat aktivitas adat, tempat berlangsungnya berbagai ritual dan pertemuan masyarakat.
Rumah-rumah adat di Kampung Bena dibangun dari bahan alami seperti kayu, alang-alang, dan batu besar. Batu-batu tersebut tidak hanya berfungsi sebagai material bangunan, tetapi juga memiliki nilai simbolis sebagai peninggalan budaya megalitik. Di sejumlah titik kampung, ditemukan menhir dan dolmen yang diyakini sebagai media penghormatan terhadap leluhur.
Keberadaan Gunung Inerie di sekitar kampung semakin menambah nuansa sakral dan keindahan lanskap desa. Gunung ini tidak hanya menjadi latar alam yang memukau, tetapi juga memiliki makna spiritual yang penting bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Musim Hujan, DPRD Bandar Lampung Desak Langkah Cepat Cegah Banjir
Tradisi yang Masih Hidup
Salah satu daya tarik utama Desa Wisata Tiworiwu adalah kuatnya tradisi adat yang masih dijalankan oleh warganya. Berbagai upacara adat rutin dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta ungkapan rasa syukur atas kehidupan.
Dalam setiap ritual, masyarakat Bajawa menjalankan tahapan khusus yang diawali dengan nyanyian adat atau syair tradisional.
Syair tersebut berisi doa, pesan moral, serta penjelasan mengenai maksud upacara yang dilaksanakan. Tradisi ini mencerminkan hubungan erat antara seni, kepercayaan, dan kehidupan sosial masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




