Tarian Kipas Pakarena: Warisan Lembut dari Tanah Gowa
Pertunjukan Tarian Kipas Pakarena menjadi salah satu agenda budaya yang diminati wisatawan saat berkunjung ke Makassar atau Gowa.-Foto Indonesiakaya.com-
Iringan Musik Tradisional
Pementasan Tarian Kipas Pakarena selalu diiringi dengan musik tradisional yang populer dikenal sebagai Gandrang Rinci atau “Gondrong Rinci”.
Alat musik pukul seperti gendrang dan gong menghasilkan ritme dinamis yang menjadi ciri khasnya.
Menariknya, tempo musik biasanya cepat, namun gerakan penarinya tetap lembut dan perlahan. Kontras ini menciptakan keunikan tersendiri dan menghadirkan pesan bahwa meski hidup bergerak cepat, manusia harus tetap tenang dan bijak.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Wilayah Terdampak Bencana di Sumatera Barat
Gerakan yang Sarat Makna
Gerakan dalam Tarian Kipas Pakarena tampak sederhana tapi penuh simbol. Beberapa gaya yang sering ditampilkan antara lain:
- Putaran perlahan, menggambarkan perjalanan kehidupan.
- Buka dan tutup kipas, menandakan hubungan manusia dengan lingkungan.
- Langkah maju dan mundur, mencerminkan naik turunnya perjalanan hidup.
Wajah penari hampir selalu tampak tenang tanpa ekspresi berlebihan. Hal ini mencerminkan nilai kehalusan budi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Gowa.
BACA JUGA:Bantuan Kemanusiaan Pemkot Bandar Lampung Tiba di Tiga Provinsi
Fungsi dan Peran dalam Masyarakat
Pada masa dulu, Pakarena dipentaskan dalam acara adat atau kegiatan istana. Seiring perubahan zaman, tarian ini kini sering tampil pada berbagai acara besar, seperti festival budaya, penyambutan tamu negara, dan promosi pariwisata.
Selain sebagai hiburan, tarian ini berfungsi sebagai penjaga identitas budaya daerah.
Banyak sanggar dan sekolah seni di Sulawesi Selatan yang tetap mengajarkannya agar generasi muda memahami dan menghargai warisan leluhur.
BACA JUGA:Rekomendasi Smartwatch Paling Banyak Dicari Akhir Tahun 2025
Daya Tarik Wisata Budaya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




