Tarian Kapita Uto Salawaku: Simbol Perjuangan dan Identitas Budaya Tidore

Tarian Kapita Uto Salawaku: Simbol Perjuangan dan Identitas Budaya Tidore

Tarian Kapita Uto Salawaku adalah simbol perpaduan antara sejarah, spiritualitas, dan seni masyarakat Tidore.-Ilustrasi Gemini AI-

BACA JUGA:Link DANA Kaget Asli 4 Desember 2025: Panduan Anti Phishing dan Anti Zonk

Tampil di Istana Negara: Kebanggaan bagi Tidore

Pada tahun 2021, Tarian Kapita Uto Salawaku terpilih sebagai salah satu dari lima tarian daerah yang ditampilkan secara virtual dalam peringatan HUT RI ke-76 di Istana Negara. Penghargaan ini menjadi momentum besar bagi masyarakat Tidore karena memperkenalkan kebudayaan mereka kepada khalayak nasional.

Tarian ini dipersiapkan oleh koreografer nasional Eko Supriyanto, seorang tokoh seni tari Indonesia yang sudah dikenal secara internasional. Eko melakukan kurasi dan penataan ulang tata gerak agar tarian tetap mempertahankan nilai tradisi, tetapi menarik untuk ditonton oleh masyarakat luas. Para penampil terdiri dari tujuh penari serta empat musisi muda asal Tidore yang memainkan alat musik tradisional dengan penuh semangat.

Walaupun tampil secara virtual karena kondisi pandemi, penampilan mereka tetap mampu memukau dan mendapatkan apresiasi besar. Banyak penonton merasa bahwa tarian ini menggugah rasa nasionalisme karena menyampaikan pesan tentang perjuangan, keberanian, dan tekad mempertahankan tanah air.

BACA JUGA:Bakso Ikan Ekor Kuning: Cita Rasa Laut yang Lembut dan Gurih

Gerakan dan Makna dalam Setiap Aksi Tari

Gerakan dalam Tarian Kapita Uto Salawaku sebagian besar terinspirasi dari strategi perang para panglima Tidore. Misalnya, ada gerakan melangkah cepat yang menggambarkan kesiapsiagaan menghadapi musuh, gerakan mengayunkan senjata sebagai simbol tekad para kapita, serta gerakan perisai salawaku yang melambangkan perlindungan dan pertahanan diri.

Dalam beberapa bagian, para penari juga memperagakan adegan yang menyerupai ritual doa. Ini menjadi pengingat bahwa masyarakat Tidore tidak hanya mengandalkan kekuatan senjata, tetapi juga memohon perlindungan kepada Tuhan. Kombinasi antara gerakan keras dan lembut membuat tarian ini tampak harmonis sekaligus penuh makna.

Musik pengiring yang digunakan juga menjadi elemen penting. Irama yang dimainkan oleh para musisi Tidore menghadirkan suasana tegang namun sakral, menggambarkan campuran antara keberanian dan pengharapan. Keseluruhan aspek ini menghadirkan suasana yang kaya akan nilai filosofis, estetika, dan spiritual.

BACA JUGA:BPBD Bandar Lampung Dirikan Posko Gabungan Antisipasi Banjir Rob Akibat Supermoon

Harapan untuk Masa Depan Seni Tidore

Keberhasilan Tarian Kapita Uto Salawaku tampil di panggung nasional memberikan angin segar bagi perkembangan seni budaya Tidore. Banyak seniman berharap pemerintah daerah memperkuat kerja sama dengan para seniman lokal agar kesenian tradisi dapat terus dilestarikan. Potensi budaya Tidore masih sangat besar, baik dalam bidang seni tari, ritual adat, musik tradisional, maupun kerajinan tangan.

Menurut Eko Supriyanto, akan menjadi pengalaman membanggakan apabila tarian ini dapat kembali tampil di masa depan dengan format langsung, bukan virtual, serta melibatkan lebih banyak seniman dari Tidore. Dengan dukungan yang berkelanjutan, Tarian Kapita Uto Salawaku bisa menjadi ikon budaya yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.

Tarian Kapita Uto Salawaku adalah simbol perpaduan antara sejarah, spiritualitas, dan seni masyarakat Tidore. Berakar dari tradisi perang dan ritual doa, tarian ini menyimpan pesan tentang keberanian, keteguhan, serta keyakinan kepada Tuhan. Penampilannya di Istana Negara pada tahun 2021 menegaskan bahwa warisan budaya daerah memiliki tempat penting dalam identitas bangsa. Dengan terus dilestarikan, tarian ini akan menjadi jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan sejarah kejayaan Kesultanan Tidore serta nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhur. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: