Tari Batik Pace: Warisan Budaya Penuh Makna dari Pacitan Jawa Timur

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di antara banyaknya tarian tradisional di Indonesia, Pacitan, sebuah kabupaten di ujung barat Jawa Timur, menghadirkan tarian yang unik sekaligus sarat filosofi, yaitu Tari Batik Pace.

Tarian ini tidak sekadar hiburan, melainkan juga media untuk mengenalkan batik khas Pacitan dan buah pace (mengkudu) yang sudah lama menjadi bagian dari sejarah daerah tersebut. 

Dengan gerakan yang lincah dan riang, Tari Batik Pace menjadi simbol kecintaan masyarakat Pacitan terhadap warisan budaya sekaligus potensi alamnya.

BACA JUGA:Kolintang Sulawesi Utara: Harmoni Kayu dari Minahasa

Asal-Usul dan Sejarah

Pacitan dikenal luas dengan panorama alam yang indah, dari pantai, perbukitan, hingga gua-gua alami. 

Namun, selain pesona alamnya, daerah ini juga memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah menarik. 

Salah satunya adalah batik pace, kain tradisional dengan motif yang terinspirasi dari buah mengkudu.

BACA JUGA:Ronggeng Ketuk: Seni Tradisional Banyumas yang Hidup di Tengah Masyarakat

Menurut cerita tutur, pendiri Pacitan bernama Tumenggung Setraketipa memiliki kebiasaan minum sari buah pace karena dipercaya menyehatkan dan membuat tubuh lebih kuat. 

Dari situlah muncul keyakinan masyarakat bahwa nama Pacitan berasal dari ungkapan “pace sak pengetan”, yang berarti “daerah dengan banyak buah pace”. Kisah ini kemudian tertulis dalam naskah kuno berjudul Babad Ing Pacitan.

Terinspirasi dari cerita tersebut, seorang seniman lokal bernama Anang dari Sanggar Blarak menciptakan Tari Batik Pace. 

Ia ingin menghadirkan sebuah tarian yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga bisa memperkenalkan batik pace dan buah mengkudu sebagai identitas Pacitan.

BACA JUGA:Telempong Unggan: Kesenian Musik Tradisional dari Sijunjung

Makna Tarian

Tari Batik Pace menyimpan pesan yang mendalam. Buah pace dipandang sebagai simbol ketahanan, daya juang, dan kesabaran. 

Sumber: