Suku Kajang di Bulukumba: Hidup Sederhana dan Menyatu dengan Alam
Suku Kajang adalah potret nyata dari masyarakat yang mampu menjaga harmoni antara manusia dan alam, di tengah arus perubahan zaman.-Foto [email protected]
Salah satu ajaran utama dalam Pasang Ri Kajang adalah prinsip “Kamase-masea”, yang berarti hidup dengan sederhana dan tidak serakah.
Masyarakat Kajang percaya bahwa keserakahan manusia akan membawa kerusakan bagi alam dan kehidupan. Karena itu, mereka hanya mengambil dari alam secukupnya untuk kebutuhan hidup, bukan untuk memperkaya diri.
Mereka juga memiliki kepercayaan mendalam terhadap hubungan spiritual antara manusia dan alam. Segala sesuatu di dunia ini diyakini memiliki roh dan harus dihormati.
Itulah sebabnya mereka sangat berhati-hati dalam menebang pohon, membuka lahan, atau membangun rumah. Semua dilakukan dengan izin dan upacara adat tertentu agar tidak menimbulkan ketidakseimbangan.
BACA JUGA:Gubernur Mirza Ajak Masyarakat Lampung Lestarikan Adat di Tengah Arus Modernisasi
Menjaga Warisan di Tengah Modernisasi
Meski dunia terus berubah dan modernisasi masuk ke berbagai pelosok Indonesia, Suku Kajang tetap berusaha mempertahankan jati diri mereka. Sebagian kecil dari masyarakat Kajang kini mulai terbuka terhadap pendidikan dan dunia luar, namun mereka tetap menjaga batas agar nilai-nilai leluhur tidak hilang.
Pemerintah daerah Bulukumba bersama para tokoh adat berupaya melestarikan budaya Kajang dengan memperkenalkan tradisi mereka sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Hal ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memberikan manfaat ekonomi tanpa mengubah tatanan kehidupan adat.
Suku Kajang adalah potret nyata dari masyarakat yang mampu menjaga harmoni antara manusia dan alam, di tengah arus perubahan zaman. Kesederhanaan mereka mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kemewahan, melainkan dari rasa syukur dan keseimbangan hidup.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




