Suku Kajang di Bulukumba: Hidup Sederhana dan Menyatu dengan Alam

Suku Kajang di Bulukumba: Hidup Sederhana dan Menyatu dengan Alam

Suku Kajang adalah potret nyata dari masyarakat yang mampu menjaga harmoni antara manusia dan alam, di tengah arus perubahan zaman.-Foto [email protected]

Pakaian Adat Serba Hitam

Salah satu ciri paling mencolok dari Suku Kajang adalah pakaian adat mereka yang seluruhnya berwarna hitam. 

Baik laki-laki maupun perempuan memakai kain hitam polos tanpa hiasan. 

Warna ini tidak hanya mencerminkan kesederhanaan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan, kejujuran, dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan.

BACA JUGA:Mengenal Baju Bodo: Pakaian Adat Suku Bugis-Makassar

Laki-laki biasanya memakai baju berlengan pendek dan sarung hitam, sedangkan perempuan mengenakan kebaya hitam sederhana. 

Mereka tidak menggunakan perhiasan mencolok atau aksesori tambahan karena dianggap bertentangan dengan prinsip kesederhanaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kajang juga tidak mengenal sepatu atau sandal. Berjalan tanpa alas kaki adalah bentuk penghormatan terhadap bumi yang menjadi sumber kehidupan mereka. 

Dengan cara itu, mereka merasa lebih dekat dengan alam dan lebih menghargai setiap langkah yang diambil di atas tanah.

BACA JUGA:Menggali Nilai dan Keindahan Tari Pajoge Bugis-Makassar

Filosofi Hidup dan Kepercayaan

Filosofi hidup masyarakat Kajang sangat erat kaitannya dengan ajaran leluhur yang disebut Pasang Ri Kajang

Pasang berarti pesan atau amanat yang diwariskan secara turun-temurun oleh para nenek moyang. 

Pesan-pesan ini menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari cara berpakaian, berbicara, hingga memperlakukan alam sekitar.

BACA JUGA:Tradisi Mappalette Bola: Pindah Rumah Unik ala Suku Bugis

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: