Disway Awards

Upacara Adat di Banten yang Unik dan Sarat Makna

Upacara Adat di Banten yang Unik dan Sarat Makna

Banten bukan hanya terkenal dengan keindahan alam dan wisata religinya, tetapi juga menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. - Foto: Instagram@Cahbanten--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah menyimpan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. 

Banten, sebagai provinsi di ujung barat Pulau Jawa, juga memiliki kekhasan adat yang masih dijaga hingga kini. 

Keberagaman budaya di wilayah ini merupakan hasil pertemuan berbagai pengaruh, mulai dari tradisi Sunda, Betawi, hingga nuansa Islam yang begitu kuat.

Upacara adat di Banten bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga sarana memperkuat ikatan sosial, wujud rasa syukur, serta pengingat agar manusia tetap selaras dengan alam dan Sang Pencipta. Berikut beberapa upacara adat penting yang masih lestari di Banten.

BACA JUGA:Lima Cara Mengolah Daun Kelor untuk Memaksimalkan Khasiatnya

1. Seba Baduy

Seba Baduy adalah salah satu tradisi paling dikenal dari Banten. Setiap tahun, masyarakat Baduy berjalan kaki dari kampung halamannya di Desa Kanekes menuju pusat pemerintahan kabupaten maupun provinsi. Mereka membawa hasil bumi seperti padi, pisang, dan umbi-umbian untuk diserahkan sebagai tanda syukur.

Tradisi ini bukan sekadar persembahan hasil panen, melainkan juga simbol hubungan erat antara rakyat dengan pemimpin yang mereka anggap sebagai "Bapak Gede". 

Prosesi Seba Baduy menegaskan bahwa masyarakat adat tetap menghormati pemimpin sekaligus menjaga komunikasi dengan pemerintah tanpa meninggalkan jati diri mereka.

BACA JUGA:Festival Pesona Selat Lembeh, Perayaan Bahari dan Budaya di Bitung

2. Seren Taun

Upacara Seren Taun erat kaitannya dengan kehidupan agraris. Ritual ini dilaksanakan setelah musim panen sebagai bentuk terima kasih kepada Sang Pencipta. Kata "seren" berarti menyerahkan, sedangkan "taun" berarti tahun, sehingga maknanya adalah penyerahan hasil panen pada akhir tahun pertanian.

Padi yang dihasilkan petani kemudian disimpan dalam lumbung tradisional atau leuit. Prosesi ini biasanya diiringi musik tradisional, tarian, serta doa bersama yang dipimpin tetua adat. 

Seren Taun mengajarkan masyarakat untuk selalu bersyukur, menghormati alam, dan menjaga keberlanjutan lingkungan demi kehidupan generasi berikutnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: