Misteri Batu Megalitik Lembah Bada, Warisan Budaya Kuno di Sulawesi Tengah

BACA JUGA:Upacara Adat Mappacci: Tradisi Penyucian Diri Suku Bugis di Sulawesi Selatan

Jenis Peninggalan Megalitik di Lembah Bada

1. Arca Megalitik

Arca batu di Lembah Bada memiliki bentuk unik dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari kecil hingga mencapai empat meter. Salah satu arca yang terkenal disebut Patung Palindo, yang berarti “Sang Penghibur”. 

Patung ini menampilkan sosok manusia dengan ekspresi tersenyum dan posisi tubuh agak miring. Menurut legenda masyarakat setempat, arca ini melambangkan tokoh yang dikutuk menjadi batu karena kesombongannya.

BACA JUGA:Mengenal Baju Bodo: Pakaian Adat Suku Bugis-Makassar

2. Kalamba (Wadah Batu Besar)

Kalamba merupakan batu berbentuk silinder seperti gentong besar. Fungsinya diyakini sebagai tempat menyimpan jenazah atau abu manusia setelah proses pemakaman. Beberapa kalamba dilengkapi dengan tutup batu (disebut tutu’na) dan dihiasi ukiran wajah atau simbol tertentu.

3. Menhir dan Dolmen

Menhir adalah batu tegak yang digunakan sebagai tanda penghormatan kepada leluhur atau batas wilayah. Sementara dolmen adalah batu datar besar yang diletakkan di atas batu penyangga, biasanya digunakan sebagai tempat sesaji atau meja upacara adat.

BACA JUGA:Menggali Nilai dan Keindahan Tari Pajoge Bugis-Makassar

Makna Spiritual dan Sosial

Masyarakat megalitik di Lembah Bada telah memiliki sistem sosial yang teratur dan kepercayaan kuat terhadap roh nenek moyang. 

Batu-batu besar yang mereka buat bukan hanya karya seni, melainkan sarana komunikasi antara dunia manusia dan dunia roh. Melalui arca, menhir, dan dolmen, mereka memohon perlindungan serta berkah bagi kehidupan sehari-hari.

Adanya kalamba juga menunjukkan bahwa masyarakat masa itu sudah mengenal ritual pemakaman terstruktur, menandakan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan kematian.

Sumber: