Disway Awards

Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan yang Masih Dilestarikan

Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan yang Masih Dilestarikan

Tradisi Suku Dayak menunjukkan hubungan erat manusia dengan roh leluhur dan alam sekitarnya-foto instagram@bakosudiso-

Perkawinan bagi suku Dayak bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga mengikat dua keluarga besar dalam hubungan kekeluargaan. Prosesnya diawali dengan lamaran adat yang disebut nyorong. Pihak laki-laki datang membawa seserahan yang disebut belanja adat, bisa berupa perhiasan, kain tenun, gong, atau hewan ternak.

Setelah lamaran diterima, diadakan pesta adat yang diisi dengan tarian dan musik tradisional. Di beberapa daerah, pasangan pengantin akan menginjak telur sebagai simbol awal kehidupan baru. Semua prosesi dilakukan di bawah bimbingan tetua adat agar sah secara adat.

Apabila suatu saat terjadi perceraian, maka penyelesaiannya tidak dilakukan secara sepihak. Kedua keluarga akan berkumpul dan bermusyawarah untuk mencari keputusan yang adil. Sikap ini menunjukkan bahwa masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dan perdamaian.

BACA JUGA:Ragam Suku Asli di Pulau Kalimantan dan Keunikan Budayanya

3. Adat Kelahiran dan Kematian

Kelahiran merupakan momen yang sangat disyukuri oleh keluarga Dayak. Begitu bayi lahir, dilakukan ritual penyambutan sebagai bentuk terima kasih kepada Tuhan dan roh penjaga kehidupan. 

Pemberian nama biasanya dilakukan oleh orang tua atau tetua adat. Nama yang diberikan memiliki makna tertentu, seperti doa agar anak tumbuh kuat, sehat, dan berbakti kepada orang tua.

Sementara itu, dalam adat kematian, masyarakat Dayak percaya bahwa roh orang yang meninggal belum langsung pergi ke alam baka. Karena itu, mereka melakukan dua tahap upacara kematian. Tahap pertama adalah penguburan biasa, kemudian setelah beberapa tahun diadakan upacara kedua seperti Tiwah untuk memindahkan tulang ke sandung dan mengantarkan roh ke dunia arwah.

BACA JUGA:Macam-Macam Baju Adat Nusantara: Cerminan Keindahan dan Jati Diri Bangsa

4. Rumah Betang dan Kehidupan Sosial

Ciri khas kehidupan masyarakat Dayak tampak pada rumah betang, yaitu rumah panggung panjang yang dapat menampung banyak keluarga. Panjang rumah betang bisa mencapai puluhan meter dan berdiri di atas tiang-tiang tinggi untuk menghindari banjir atau binatang buas.

Di dalam rumah betang, setiap keluarga memiliki ruang pribadi, tetapi ada ruang besar di tengah yang digunakan untuk rapat, pesta adat, dan kegiatan bersama. Kehidupan di rumah betang mengajarkan pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan rasa saling menghormati antaranggota masyarakat.

Masyarakat Dayak juga menerapkan sistem sosial yang egaliter. Setiap orang dihargai berdasarkan kerja keras dan kontribusinya terhadap kelompok, bukan dari kekayaan atau jabatan. Nilai-nilai ini menjaga harmoni sosial di antara mereka.

BACA JUGA:Filosofi Tari Nyambai Bebakhong, Simbol Keakraban dan Harmoni Masyarakat Lampung

5. Hukum dan Norma Adat

Suku Dayak memiliki sistem hukum sendiri yang disebut adat lembaga. Hukum ini mengatur berbagai hal, seperti pernikahan, warisan, dan penyelesaian konflik. 

Jika seseorang melanggar adat, maka akan diadili oleh tetua adat dalam pertemuan khusus. Hukuman bisa berupa denda, pemberian hewan, atau kerja sosial untuk menebus kesalahan.

Tujuan utama hukum adat bukan untuk menghukum, melainkan untuk memulihkan keseimbangan dan memperbaiki hubungan antarwarga. Nilai yang dijunjung tinggi adalah keadilan, tanggung jawab, serta perdamaian.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: