Tari Calon Arang Adalah: Simbol Kekuatan Perempuan dalam Balutan Seni Budaya Bali
Tari Calon Arang merupakan representasi dari pertemuan antara budaya, mitologi, dan pemikiran modern tentang peran perempuan. Foto: Instagram@shofa222--
BACA JUGA:Penjualan Kendaraan Niaga Tertekan, Harapan Pulih di Semester II 2025
Ia bukan sekadar penyihir yang kejam, tetapi juga lambang perempuan yang kuat, cerdas, dan tidak takut melawan ketidakadilan. Melalui pementasan ini, Calon Arang diangkat sebagai simbol pemberdayaan perempuan.
Sendratari Calon Arang dirancang dengan unsur seni tari Bali yang khas. Gerakannya dinamis, bersemangat, namun tetap lembut.
Penari yang memerankan Calon Arang biasanya menampilkan ekspresi wajah tegas, gerakan mata yang tajam, serta sikap tubuh yang menunjukkan kekuatan.
Kostum dalam sendratari ini juga dibuat khusus. Pakaian adat Bali dipadukan dengan elemen tambahan seperti hiasan kepala dan riasan wajah yang menonjolkan karakter tokoh utama.
BACA JUGA:Tanah Terbengkalai Dua Tahun, Akan Diambil Alih Pemerintah
Pada saat adegan klimaks topeng yang berwujud leak kerap kali digunakan sebagai media menggambarkan transformasi Calon Arang yang berada dalam puncak kekuatan mistis tersebut.
Musik pengiring berasal dari gamelan Bali yang berpadu dengan instrumen modern. Perpaduan ini menciptakan suasana yang dramatis dan mendalam, menyesuaikan dengan jalannya cerita.
Iringan suara musik naik turun mengikuti emosi yang dibangun dalam pementasan ataupun pertunjukan.
Sendratari Calon Arang tidak hanya menawarkan keindahan visual dan musikal, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam.
BACA JUGA:Mobil Hybrid Makin Dilirik, Ini Alasan Konsumen Memilih Wuling Almaz RS Pro Hybrid
Ia mengajak penonton untuk memahami bahwa perempuan juga memiliki kekuatan untuk melawan ketidakadilan.
Tokoh Calon Arang menunjukkan bahwa status sosial tidak dapat membatasi semangat dan keberanian seseorang, terlebih ketika ia merasa diperlakukan tidak adil.
Pertunjukan ini mencerminkan bagaimana seni dapat digunakan sebagai media kritik sosial. Calon Arang, dalam versi modernnya, tidak lagi sekadar tokoh yang ditakuti, melainkan sosok yang mampu menginspirasi.
Ia menjadi suara dari perempuan-perempuan yang selama ini terpinggirkan oleh norma dan aturan sosial yang tidak berpihak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





