Menabur Karya dan Budaya Yang Berlandaskan Keindahan Alas Purwo
Padepokan ini menunjukkan komitmennya dalam menggali potensi lokal dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk memperkaya seni pertunjukan Indonesia. Foto: Instagram@tamanindonesia_kaya--
MEDIALAMPAUNG.CO.ID - Dalam rangka memperingati sepuluh tahun berdirinya Galeri Indonesia Kaya, diluncurkan sebuah program spesial bertajuk #GIK1Dekade: Kado Untuk Sanggar.
Program ini bertujuan untuk memberi ruang bagi para pelaku seni daerah dalam menampilkan karya mereka secara lebih luas.
Dari sekian banyak peserta yang mengajukan konsep, terpilih sepuluh sanggar terbaik yang kemudian diberi kesempatan untuk menampilkan hasil karya seni di daerah masing-masing, salah satunya adalah Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir dari Banyuwangi.
Padepokan ini menampilkan pertunjukan bertema “Sikep Sang Timur Tlatah Alas Purwo”, sebuah karya yang terinspirasi dari kekayaan alam dan nilai spiritual Hutan Alas Purwo, yang terletak di ujung timur Pulau Jawa.
BACA JUGA:Cara Cek Batas Transaksi Akun DANA Basic dan Premium Lengkap
Pagelaran tersebut berlangsung pada tanggal 6 Maret 2024 di Ruang Terbuka Hijau Purwoasri, Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.
Alas Purwo dikenal bukan hanya sebagai kawasan hutan tropis, tetapi juga sebagai wilayah yang sarat dengan nilai budaya, kepercayaan, dan juga cerita rakyat yang hidup di tengah masyarakat.
Pertunjukan yang disuguhkan berbentuk sendratari yang menggabungkan berbagai unsur seni, mulai dari tari, teater, hingga musik.
Karya ini menggambarkan suasana khas hutan dengan pepohonan rimbun, suasana mistis, hingga kehidupan satwa liar. Pertunjukan ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga sikap dan tata krama ketika berada di kawasan yang dianggap sakral, seperti Alas Purwo.
BACA JUGA:Sambut Hari Kemerdekaan, Ruben Onsu Siap Kibarkan Bendera Merah Putih di Kolam Hiu
Lebih dari seratus pelaku seni muda dilibatkan dalam pertunjukan ini. Mereka berperan sebagai berbagai tokoh dan elemen cerita, mulai dari penari yang menggambarkan binatang, tokoh spiritual seperti dukun dan pertapa, hingga tokoh mitos seperti Ibu Bumi.
Unsur tari tradisional Banyuwangi seperti gandrung, jaranan, dan barong pun menjadi bagian penting dalam pagelaran ini, memberikan warna lokal yang kuat pada karya yang ditampilkan.
Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir bukanlah nama baru dalam dunia seni pertunjukan daerah. Sanggar ini awalnya berdiri di Yogyakarta pada tahun 1992 oleh seorang seniman bernama Punjul Ismuwardoyo.
Namun, pada 1994, padepokan ini berpindah ke Banyuwangi dan tumbuh di lingkungan masyarakat pedesaan yang masih sangat lekat dengan budaya tradisional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





