Mesikhat: Busana Tradisional Suku Alas di Aceh Tenggara

Mesikhat: Busana Tradisional Suku Alas di Aceh Tenggara

Mesikhat merupakan bagian penting dari identitas masyarakat Suku Alas di Aceh Tenggara. - Foto: Instagram@gayo_ind--

BACA JUGA:Mengenal Kebudayaan Suku Aceh: Tradisi, Kesenian, dan Ciri Khas

Hal ini menunjukkan bahwa pakaian adat ini bukan sekadar simbol lokal, melainkan juga bagian dari kekayaan budaya Nusantara yang patut diapresiasi.

Salah satu ciri khas dari pakaian ini adalah penggunaan warna-warna yang memiliki makna tersendiri. 

Setidaknya terdapat lima warna utama yang digunakan, yakni merah, hijau, kuning, putih, dan hitam. 

Masing-masing warna ini bukan hanya digunakan karena alasan keindahan, melainkan memiliki filosofi yang dalam.

BACA JUGA:Pacu Jawi: Warisan Budaya Minangkabau yang Sarat Makna

Merah menggambarkan keberanian dan semangat hidup. Hijau mencerminkan keseimbangan dengan alam dan pertumbuhan. 

Kuning melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Putih mewakili kesucian hati dan ketulusan. Sedangkan hitam dianggap sebagai simbol kekuatan dan kewibawaan.

Perpaduan warna-warna tersebut menciptakan harmoni visual sekaligus memperlihatkan nilai-nilai penting yang dipegang oleh masyarakat Alas dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tradisi pernikahan Suku Alas, pakaian adat Mesikhat menjadi salah satu elemen penting. Kedua mempelai, baik pria maupun wanita, mengenakan pakaian ini sebagai bagian dari prosesi adat. 

BACA JUGA:Keunikan Rumah Gadang, Warisan Budaya Minangkabau

Selain itu, anggota keluarga besar dari kedua belah pihak juga turut memakai pakaian serupa untuk menunjukkan kebersamaan dan penghormatan terhadap tradisi.

Busana pengantin wanita umumnya terdiri dari atasan berwarna gelap, dipadukan dengan kain songket dan aksesori kepala berupa hiasan bola-bola kecil berwarna cerah seperti merah, hijau, dan kuning. Hiasan kepala ini menjadi penanda khas dalam busana pengantin perempuan.

Sementara itu, pengantin pria mengenakan ikat kepala merah yang menjadi ciri khas keberanian. Ditambah dengan kain panjang yang diselempangkan di leher, busana ini memberi kesan wibawa dan kematangan sebagai kepala rumah tangga yang baru.

Pakaian adat Mesikhat tidak hanya dikenakan di tingkat lokal, tetapi juga diperkenalkan dalam ajang budaya besar seperti Pekan Kebudayaan Aceh. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: