Mesikhat: Busana Tradisional Suku Alas di Aceh Tenggara

Mesikhat: Busana Tradisional Suku Alas di Aceh Tenggara

Mesikhat merupakan bagian penting dari identitas masyarakat Suku Alas di Aceh Tenggara. - Foto: Instagram@gayo_ind--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Aceh Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang memiliki kekayaan budaya lokal yang beragam. 

Salah satu bentuk warisan budaya tersebut dapat dilihat dari pakaian adat khas yang dikenal dengan nama Mesikhat. 

Busana ini bukan hanya sekedar pakaian seremonial, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup, nilai sosial, dan identitas masyarakat Suku Alas yang mendiami wilayah tersebut.

Nama Mesikhat berasal dari bahasa daerah Alas yang memiliki arti "menghias atau menggambar langsung dari imajinasi tanpa pola tertulis." 

BACA JUGA:Tari Seudati: Warisan Budaya Aceh yang Kaya Makna

Seni ini menggambarkan keterampilan tangan masyarakat dalam menciptakan motif hiasan dengan cara spontan, tanpa menggunakan sketsa terlebih dahulu. 

Nilai estetika ini merupakan bentuk ekspresi budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Sekitar awal abad ke-20, motif Mesikhat pertama kali muncul sebagai ornamen pada rumah tradisional. 

Seiring dengan perkembangan zaman, motif ini mulai digunakan dalam berbagai bentuk benda, mulai dari pakaian hingga aksesori pribadi. 

BACA JUGA:Tradisi Peusijuek: Warisan Budaya Religius Masyarakat Aceh

Saat ini, Mesikhat telah berkembang menjadi simbol kultural yang digunakan dalam berbagai kegiatan adat dan acara budaya.

Pada awalnya, pakaian Mesikhat hanya digunakan oleh kalangan bangsawan atau tokoh adat tertentu sebagai penanda status sosial mereka. 

Namun, seiring waktu, penggunaan busana ini meluas ke masyarakat umum, terutama dalam kegiatan penting seperti perayaan budaya, acara keagamaan, dan upacara adat.

Mesikhat tidak hanya dipakai dalam aktivitas budaya lokal, tetapi juga ditampilkan dalam berbagai ajang budaya tingkat provinsi maupun nasional. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: