Tari Sigeh Pengunten: Warisan Budaya Lampung yang Sarat Makna

Tari Sigeh Pengunten: Warisan Budaya Lampung yang Sarat Makna

Ilustrasi Tari Sigeh Pengunten-GPT-

Nilai-nilai tersebut berakar dari pandangan hidup masyarakat Lampung yang menekankan etika dan tata krama.

Musik pengiring yang dimainkan dengan alat-alat tradisional menciptakan suasana yang khusyuk. 

Iringan ini tidak hanya memperindah tarian, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan pesan penyambutan yang penuh kehangatan.

BACA JUGA:Kejernihan Jiwa di Pura Mengening Gianyar

Busana dan Hiasan Penari

Dalam pertunjukan tersebut penari mengenakan pakaian tradisional Lampung yang kaya akan makna dan keindahan.

Kain tapis yang digunakan sebagai bawahan merupakan hasil kerajinan khas yang ditenun dengan motif-motif simbolik. 

Selain itu, para penari juga mengenakan mahkota emas di kepala yang mencerminkan keanggunan perempuan Lampung.

Pada jari-jemari, dikenakan hiasan berbentuk kerucut berwarna emas yang berfungsi memperindah setiap gerakan tangan. 

Hiasan tambahan seperti gelang, kalung, dan ikat pinggang turut melengkapi busana, sekaligus memperkuat identitas budaya.

Setiap elemen busana ini bukan sekadar pelengkap, tetapi memiliki pesan simbolis. Warna, bahan, dan bentuknya mencerminkan keharmonisan antara dua budaya besar di Lampung, yaitu Pepadun dan Saibatin.

BACA JUGA:Febriany Eddy Jabat Direktur BKI

Properti Tarian: Simbol Sambutan

Salah satu ciri khas dari Tari Sigeh Pengunten adalah penggunaan properti berupa tepak, yaitu wadah berisi sirih yang diberikan kepada tamu. 

Pemberian ini melambangkan penghormatan dan ucapan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: