Penyerahan 5.191 Mahasiswa KKN Unila, Gubernur Arinal Ajak Berkarya, Berperan Nyata untuk Masyarakat Lampung
--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengajak mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) Periode I Tahun 2024 berkarya dan berperan nyata untuk masyarakat Lampung.
Arinal mengatakan hal tersebut saat Penyerahan sedikitnya 5.191 mahasiswa KKN Universitas Lampung Periode I Tahun 2024, yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung, Bandar Lampung, Selasa 2 Januari 2024.
"Konsep KKN ini sudah begitu bagus. Beberapa tahun ditempa untuk mendapatkan ilmu, tetapi diberikan kesempatan untuk berbakti kepada masyarakat. Bangsa membutuhkan adik-adik dalam rangka penerus untuk indonesia maju, terlebih agar Lampung bisa berjaya," kata Arinal.
Gubernur Arinal berharap mahasiswa KKN mampu bersinergi dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
BACA JUGA:Pasca Ditetapkan Kejati Tersangka Kasus KONI, Kadisnaker Lampung Mundur dari Jabatannya
"Saya mengharapkan adik-adik bisa menemukan hal yang bisa menjadi terobosan di daerah, untuk bisa disampaikan kepada Pemerintah Provinsi terkhusus kepada Kabupaten yang bertanggungjawab," jelasnya.
Ia meyakini mahasiswa KKN merupakan mahasiswa yang cerdas, bisa membaca dan memberikan kontribusi saran kepada Gubernur dan Bupati untuk kemajuan, sehingga Lampung bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.
Gubernur Arinal juga menyampaikan salah satu butir Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat.
Hal ini mengaplikasikan segala ilmu akademis selama melakukan proses pembelajaran
BACA JUGA:Rencana Pendataan Kendaraan Mati Pajak di SPBU Batal, Pemprov Lampung akan Kaji Ulang
"Dan kita semua tahu bahwa dalam tiga tahun terakhir di saat pandemi, banyak program kampus mengalami hambatan karena ada pembatasan sosial. Namun hal tersebut bukan menjadi hambatan Universitas Lampung untuk tidak melakukan pengabdian kepada masyarakat," kata Arinal.
Gubernur Arinal mengaku sangat tertarik dengan pembangunan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (EfSD), yang mana implementasinya akan sulit memperoleh hasil optimal ketika mengabaikan partisipasi masyarakat.
"Maka dengan pengabdian kepada masyarakat ini, saya berharap rekan-rekan muda mampu menjadi penggerak dalam menumbuhkan kesadaran akan hal-hal mengenai pembangunan berkelanjutan. Caranya tentu rekan-rekan muda memiliki daya magis dan kreatifitas untuk berpikir out of the box," ujarnya.
Program yang mengangkat topik EfSD ini, jelasnya, tentu harus terintegrasi pada 3 pilar yakni ekonomi, ekologi, dan sosio-politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: