Riana Sari Buka Simposium Sehari Pencegahan Infeksi Menular pada Transfusi Darah

Riana Sari Buka Simposium Sehari Pencegahan Infeksi Menular pada Transfusi Darah

--

BACA JUGA:Pemprov Lampung Buka Seleksi Empat JPTP, Kepala Disperindag Diduduki Elvira Umuhanni

"Setiap kantong darah yang disumbangkan harus diuji saring terhadap IMLTD paling sedikit meliputi uji Hepatitis B surface antigen (HBsAg), HIV1/ HIV2 antibody, Hepatitis C antibody (antiHCV) dan Sifilis," jelasnya.

Saat ini teknologi uji saring darah melalui deteksi DNA/RNA virus telah dikembangkan seiring pesatnya perkembangan teknologi kedokteran transfusi. 

Deteksi molekuler ini terbukti dapat meningkatkan keamanan darah karena kemampuannya dalam mendeteksi donor darah yang sedang berada dalam masa jendela infeksi. 

"Metode uji saring molekuler yang dikenal dengan Nucleic Acid Test telah banyak digunakan di negara-negara maju sebagai tambahan terhadap uji saring serologi, namun masih belum dapat diterapkan pada seluruh UTD di Indonesia. Hal ini disebabkan peralatan dan reagensia yang masih sulit dan biaya yang sangat mahal sehingga penggunaan uji saring NAT diberikan hanya pada pasien prioritas," kata Edwin.

BACA JUGA:Pemprov Lampung akan Salurkan Beras Subsidi di 15 Kabupaten/Kota

Pasien prioritas tersebut adalah pasien dengan kriteria paling berisiko terinfeksi melalui transfusi darah, yaitu paling sering dan paling banyak memerlukan transfusi darah. 

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyambut baik Simposium Sehari Optimalisasi Penggunaan NAT untuk Skrining Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah yang diselenggarakan oleh Unit Donor Darah Pembina PMI Provinsi Lampung. 

"Besar harapan kami kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan awareness para dokter dan tenaga laboratorium kesehatan yang bekerja di rumah sakit, UDD, laboratorium klinik umum, pratama, madya dan utama tentang penggunaan NAT dalam pengamanan darah," pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: