Tanaman Padi Terancam Gagal Panen Akibat Banjir, Kepala DTPH Lambar dan Petani Bahas Solusi

Tanaman Padi Terancam Gagal Panen Akibat Banjir, Kepala DTPH Lambar dan Petani Bahas Solusi

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat Ir. Nata Djudin Amran, melakukan peninjauan langsung di sejumlah lokasi terjadinya banjir akibat meluapnya sungai Way Semangka, yang berdampak terhadap terendamnya ratusan hektar areal persawahan di Kecamatan Suoh, Kamis (2/3/2023).

Dalam peninjauan yang didampingi Camat Suoh Dapet Jakson dan Peratin Sukamarga Jaimin tersebut, Nata menemui petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) yang terdampak meluapnya sungai Way Semangka tersebut untuk menampung aspirasi guna mencari solusi agar tuntasnya masalah banjir yang kerap terjadi setiap hujan deras mengguyur wilayah Lambar tersebut.

Menurut Nata Djudin, ada beberapa masukan dari petani yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada pimpinan dalam hal ini Penjabat (Pj) bupati Lambar untuk kemudian dibahas bersama-sama dengan perangkat daerah terkait.

BACA JUGA:Penilaian EPP di Pekon Mekarjaya dan Srimenanti Meriah

Petani di wilayah tersebut, kata dia, mengharapkan dilakukannya normalisasi beberapa sungai kecil, khususnya di sekitar hilir yang terjadi penyempitan. Hal ini dinilai petani menjadi salah satu penyebab banjir terjadi.

Selanjutnya, petani juga mengharapkan dilakukannya normalisasi sungai di sekitar muara, mengingat telah terjadi pendangkalan akibat sedimen berupa batu dan pasir, sehingga ini juga menjadi pemicu air meluap di daerah hulu.

Selain itu, petani juga mengharapkan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) milik PT. Tanggamus Elektrik Power (TEB) yang berada di hilir sungai Way Semangka, bisa dilakukan buka tutup melihat debit air, khususnya ketika musim penghujan bisa dibuka sehingga air bisa mengalir lebih deras.

BACA JUGA:Sekdaprov Serahkan Tali Asih ke 275 Anggota Korpri Lingkungan Pemprov Lampung

"Terkait dengan sejumlah masukan tersebut kami tampung dan akan kami bahas bersama dengan pihak terkait, karena terkait dengan penanganan normalisasi itu menjadi kewenangan dari DPUPR, selanjutnya terkait dengan PT TEB itu karena masuk dalam wilayah Tanggamus tentunya ini harus ada koordinasi antara pimpinan daerah," ujar Nata Djudin.

Sementara itu terkait dengan bantuan benih yang diharapkan oleh petani, lanjut Nata Djudin, pihaknya mengupayakan, namun dengan kondisi cuaca saat ini, yang masih rentan banjir maka untuk cocok tanam belum memungkinkan.

"Untuk benih, dengan kondisi yang sekarang sepertinya belum efektif, karena penanaman juga belum bisa dilakukan, sehingga fokus kami saat ini lebih kepada bagaimana merekomendasikan kepada pihak terkait agar menangani persoalan yang menjadi masalah mendasar, yakni Sola normalisasi sungai," imbuhnya.

BACA JUGA:Dua Kasus Kekerasan Anak Terjadi di Lambar

Lebih lanjut dikatakan Nata Djudin, berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan pihaknya tersebut, dengan kondisi padi yang sudah berumur 40-50 hari, maka kemungkinan besar gagal panen akan terjadi.

"Sudah beberapa hari ini terendam, sementara umur padi sudah sekitar 40-50 hari, artinya memang berpotensi besar gagal panen," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: