Sjachroedin ZP dan Rycho Menoza Sambangi Lambar

Sjachroedin ZP dan Rycho Menoza Sambangi Lambar

--

Medialampung.co.id - Bupati Lampung Barat Hi. Parosil Mabsus dan Wakil Bupati Mad Hasnurin, Ketua DPRD Edi Novial, Kapolres AKBP Hadi Saepul Rahman, SIK., serta sejumlah pejabat lainnya menerima kunjungan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lampung Sai, yang dipusatkan di Lamban Dinas Bupati setempat, Senin (6/6) malam.

Ramah tamah dengan Ketua Umum DPP Lampung Sai Komjen Pol (Purn) Sjachroedin ZP, Ketua Harian Rycko Menoza SZP serta pengurus DPP Lampung Sai Provinsi Lampung lainnya itu diawali dengan makan malam bersama.

Kehadiran para rombongan dari Lampung Sai itu juga disambut dengan kesenian musik orkes gambus, tari bukelay waya dan budaya nyambai asli khas Lampung Barat. 

Pada sesi akhir acara, dilakukan penyerahan cinderamata antara Bupati Lampung Barat H. Parosil Mabsus dengan Ketua Umum DPP Lampung Sai Komjen Pol (Purn) Sjachroedin ZP.

Ketua Harian DPP Lampung Sai Rycko Menoza SZP mengatakan Lampung Sai adalah organisasi masyarakat (ormas) yang dibentuk dengan tidak membedakan suku, ras, agama ataupun lainnya.

Ia menjelaskan jika kehadirannya di Lampung Barat selain bersilaturahmi adalah dalam rangka mengisi kegiatan kesenian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan berkeliling ke seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Lampung termasuk Lampung Barat untuk menjaring dan menyeleksi beberapa kesenian asli daerah yang kemudian akan ditampilkan di Kroasia.

"Duta besar Kroasia mengarahkan Lampung Sai membawa tim kesenian dari Indonesia untuk bisa hadir dan tampil di Kroasia," ungkapnya.

Sementara Bupati Lambar Parosil Mabsus mengucapkan terimakasih atas kehadiran rombongan dari Lampung Sai yang telah hadir di Lampung Barat.

"Saya menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar saya Lampung Sai yang sudah berkenan hadir di Lampung Barat. Ini dalam rangka silaturahmi sekaligus berbagi informasi menanamkan komitmen bersama bahwa Lampung Sai tidak membeda-bedakan suku, tidak memandang Lampung, Jawa, Sunda atau Batak," ujarnya.

Selanjutnya Parosil memaparkan mengenai pitu program yang ia canangkan dan salah satu diantaranya terdapat program "Menjadikan Kota Liwa Sebagai Kota Budaya" yang tepat di poin kedua di dalam pitu program tersebut.

"Kalau bicara budaya, kita memiliki program seni dan budaya. Selain itu, kita juga telah membangun lamban budaya yang saat ini tengah proses penyelesaian dan akan diresmikan pada bulan September mendatang," kata dia.

Ia melanjutkan, lamban budaya yang didirikan tersebut diberi nama Lamban Pancasila dan itu mencirikan simbol kekayaan ragam budaya yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat.

 

"Lamban Pancasila merupakan simbol keanekaragaman seni budaya yang sangat banyak, dan pembangunan Lamban Budaya sendiri sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk menjaga kelestarian seni budaya yang ada di Kabupaten Lampung Barat," pungkasnya.(nop/mlo)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: