Danantara Ambil Alih 844 BUMN Target Kelola Dana Rp170 Triliun per Tahun
Holding BUMN makin ramping, Danantara target hanya 200 perusahaan kompetitif-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-
MEDIALAMOUNG.CO.ID – Lembaga baru bernama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau dikenal sebagai Danantara resmi memegang kendali atas ratusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sejak pertengahan Maret 2025, sebanyak 844 entitas pelat merah resmi bernaung di bawah Danantara, menandai babak baru dalam pengelolaan aset negara.
Langkah ini sekaligus mengubah peran dua kementerian utama. Bila sebelumnya BUMN berada dalam domain kepemilikan Kementerian Keuangan dan pengelolaan Kementerian BUMN, kini seluruh peran strategis itu diserahkan penuh ke Danantara, sebuah entitas investasi yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah.
Kehadiran Danantara bukan sekadar simbol reformasi kelembagaan. Dengan jumlah perusahaan sebesar itu, lembaga ini diproyeksikan mampu mengelola aliran dana segar dari dividen perusahaan hingga mencapai Rp170 triliun per tahun.
BACA JUGA:Tari Saman: Warisan Budaya Islam dari Dataran Gayo
Dana tersebut tidak akan sekadar mengendap, namun telah dikomitmenkan sebagai bahan bakar utama untuk strategi investasi jangka panjang.
Danantara merancang skema kerja dua lapis. Di tingkat operasional, ada Danantara Asset Management yang bertugas memungut dividen dari seluruh perusahaan pelat merah.
Dana yang terkumpul akan diteruskan ke Danantara Investment Management, unit yang bertanggung jawab mengelola investasi besar-besaran di sektor strategis.
Dengan struktur tersebut, manajemen memastikan aktivitas investasi Danantara tidak akan mengganggu kinerja BUMN secara langsung.
BACA JUGA:Penemuan Baru: Diet Rendah Karbohidrat Dua Kali Seminggu Bisa Saingi Puasa Intermiten
Fungsi operasional tetap berjalan di bawah entitas holding yang berbeda. Artinya, risiko keuangan bisa diminimalkan, sementara potensi imbal hasil tetap dimaksimalkan.
Rencana besar lain dari Danantara adalah perampingan jumlah BUMN secara signifikan. Sebuah peta jalan telah disusun, menargetkan lebih dari 350 aksi korporasi dalam dua tahun mendatang.
Merger dan akuisisi akan menjadi instrumen utama dalam konsolidasi ini. Dari total 888 perusahaan yang ada, ditargetkan akan tersisa kurang dari 200 perusahaan yang lebih kuat, lebih fokus, dan siap bersaing secara global.
Upaya efisiensi ini tidak dilakukan secara serampangan. Setiap BUMN akan ditinjau ulang berdasarkan sektor dan kontribusinya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




