Danantara Siapkan Pinjaman Jumbo, Proyek Industri Kimia Jadi Prioritas
Wisma Danantara-Foto Waskita-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) bersiap menarik pinjaman senilai US$ 3 miliar dari lima bank asing sebagai bagian dari strategi ekspansi investasi jangka panjang di sektor industri nasional.
Langkah ini merupakan bagian awal dari fasilitas kredit yang total nilainya mencapai US$ 10 miliar.
Pendanaan besar tersebut akan difokuskan pada pembiayaan sejumlah proyek strategis dalam negeri, salah satunya pembangunan Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Proyek senilai US$ 800 juta itu menjadi kolaborasi antara Danantara, Indonesia Investment Authority (INA), dan TPIA.
BACA JUGA:Telaga Gupid, Sejuknya Telaga Tersembunyi di Pelosok Pringsewu
Pabrik ini dirancang untuk memperkuat produksi bahan baku industri hilir, seperti soda kaustik dan ethylene dichloride, yang penting dalam pengolahan nikel dan sektor manufaktur lainnya.
Fasilitas kredit berasal dari lima institusi keuangan ternama di Asia, yakni DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank (UOB).
Kelima bank tersebut menjadi bagian dari sebelas lembaga keuangan asing yang sebelumnya mengajukan proposal pembiayaan kepada Danantara.
Dari total plafon pinjaman US$ 10 miliar, tahap pertama sebesar US$ 3 miliar akan segera dicairkan untuk mendanai proyek-proyek yang telah mendapat persetujuan.
BACA JUGA:Harga Perak Tembus Rekor Tertinggi 14 Tahun, Pasar Dunia Berebut Logam Mulia
Salah satu keunikan dari skema pinjaman ini adalah tidak adanya jaminan pemerintah. Seluruh fasilitas diberikan murni atas dasar kepercayaan terhadap Danantara sebagai entitas pengelola investasi yang mewakili kredibilitas fiskal negara.
Skema suku bunga yang ditawarkan pun disejajarkan dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia, memberikan keleluasaan fiskal sekaligus efisiensi biaya pembiayaan.
Meski belum berencana menerbitkan surat utang, Danantara tetap membuka peluang kerja sama pembiayaan lainnya dari lembaga keuangan asing.
Sejumlah negosiasi masih berlangsung, namun belum menemui titik temu karena adanya permintaan jaminan dari pihak bank.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




