Ritual Adat Suku Kajang Ammatoa di Bulukumba: Menyatu dengan Alam dan Leluhur

Kamis 30-10-2025,17:04 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

Pelaksanaan Ritual yang Sakral

Ritual Andingingi biasanya diadakan di Desa Tambangan, wilayah yang masih termasuk dalam kawasan adat Kajang. 

Prosesi dimulai dengan persiapan persembahan berupa hasil bumi, seperti padi, kelapa, pisang, dan umbi-umbian. 

Semua bahan itu dianggap sebagai pemberian alam yang harus dikembalikan sebagai bentuk rasa syukur.

BACA JUGA:Mo Dulu-Dulu Lembah Bada: Tradisi Makan Bersama Sarat Nilai Persaudaraan

Pada malam hari, masyarakat berkumpul di tempat pelaksanaan upacara. Mereka menyalakan lilin dan obor sebagai lambang penerangan serta penolak kegelapan batin. Lilin yang menyala di tengah malam bukan hanya sumber cahaya, tetapi juga simbol harapan dan kemurnian hati. 

Para tetua adat kemudian memimpin doa bersama dengan bahasa Kajang kuno, memohon perlindungan dari bencana, penyakit, dan segala bentuk energi negatif.

Selama upacara berlangsung, suasananya sangat khidmat. Tidak ada nyanyian keras atau alat musik modern — hanya suara lembut doa dan hembusan angin malam yang menemani. 

Kesederhanaan inilah yang membuat suasana terasa begitu spiritual. Masyarakat Kajang percaya bahwa doa yang diucapkan dari hati yang tulus lebih mudah didengar oleh leluhur dan Sang Pencipta.

BACA JUGA:Sejarah dan Budaya Suku Tidung, Etnis Asli Kalimantan Utara

Peran Sentral Ammatoa

Dalam setiap kegiatan adat, Ammatoa memiliki peranan utama. Ia adalah pemimpin adat yang dihormati, penjaga nilai-nilai leluhur, dan penghubung antara masyarakat dengan dunia spiritual. Ammatoa dipercaya memiliki kebijaksanaan dan kekuatan batin untuk memimpin berbagai upacara sakral, termasuk ritual Andingingi.

Keputusan mengenai waktu dan tata cara pelaksanaan upacara tidak bisa dilakukan sembarangan. Semuanya harus mendapat restu dari Ammatoa. 

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kajang sangat menghormati struktur adat dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan penting. Bagi mereka, taat kepada pemimpin adat berarti menjaga keseimbangan antara manusia dan alam semesta.

BACA JUGA:Busana Adat Tidung Kalimantan Utara, Simbol Keberanian dan Kehormatan Leluhur

Hidup dalam Kesederhanaan

Kategori :