Balla To Kajang: Rumah Adat Suku Kajang yang Penuh Makna dan Kesederhanaan

Balla To Kajang: Rumah Adat Suku Kajang yang Penuh Makna dan Kesederhanaan

Kesederhanaan, spiritualitas, dan gotong royong menjadi dasar rumah adat Kajang-Foto Instagram@devonnnggg-

MEDIALAMPUNG.CO.ID — Suku Kajang merupakan kelompok masyarakat adat yang tinggal di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. 

Mereka terkenal karena mempertahankan kehidupan yang sederhana, jauh dari pengaruh modern, dan sangat menghormati alam. S

alah satu simbol utama kehidupan mereka adalah Balla To Kajang, rumah adat yang menjadi wujud nyata dari filosofi hidup, ajaran leluhur, dan kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Kajang.

BACA JUGA:Butuh Modal Rp80 Juta? Begini Cara Ajukan Pinjaman KUR BRI 2025 dengan Angsuran Ringan

1. Makna dan Peran Balla To Kajang

Secara bahasa, balla berarti rumah, dan to Kajang berarti orang Kajang. Jadi, Balla To Kajang berarti rumah tempat tinggal masyarakat Kajang. 

Rumah ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan, tetapi juga menjadi lambang identitas, pusat kegiatan adat, serta cerminan nilai-nilai kehidupan masyarakat Kajang.

Konsep hidup yang mereka pegang disebut Kamase-masea, yang berarti hidup dalam kesederhanaan. Prinsip ini diterapkan tidak hanya dalam gaya hidup, tetapi juga dalam cara mereka membangun rumah. 

Balla To Kajang dibangun tanpa hiasan berlebih, tanpa bahan modern, dan menggunakan sumber daya alam secara bijak.

BACA JUGA:Damkar Evakuasi Ular Sanca 2,5 Meter yang Masuk Kandang Ayam di Bandar Lampung

2. Ciri Khas Arsitektur Balla To Kajang

Bahan dari Alam

Setiap bagian rumah dibuat dari bahan alami seperti kayu hutan, bambu, dan daun rumbia untuk atap. Masyarakat Kajang meyakini bahwa penggunaan bahan modern seperti paku besi dapat menghilangkan kesakralan rumah karena dianggap tidak sejalan dengan adat dan alam.

Warna Hitam Dominan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: