Menurutnya, berdasarkan keterangan dari beberapa pemilik pangkalan terjadinya kelangkaan bukan karena berkurangnya pasokan melainkan meningkatnya permintaan dari masyarakat yang difaktorkan suasana panen kopi.
BACA JUGA:Partai Demokrat Resmi Usung Parosil Mabsus-Mad Hasnurin di Pilkada Lampung Barat
BACA JUGA:Usai Salurkan BLT-DD Pekon Sukaraja Lanjut Bagikan CPP
Namun demikian pihaknya menegaskan jika dari hasil Sidak tersebut akan disampaikan kepada asisten II untuk tindak lanjutnya.
"Penyebab terjadinya kelangkaan di bawah karena pasokan, seperti kuota yang ada sebelumnya sementara penggunaan meningkat seperti jika selama ini masyarakat ke kebun tidak menggunakan gas untuk kebutuhan memasak sekarang menggunakan gas begitu juga yang lainnya," sebut dia.
Sedangkan terkait usulan penambahan stok Gas untuk Lampung Barat pihaknya juga belum dapat memberikan kepastian karena akan dikoordinasikan terlebih dahulu, sebab dalam penambahan stok tentunya harus melalui ketentuan yang sifatnya sesuai dengan kebutuhan secara merata.
Diberitakan sebelumnya, kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram yang disubsidi pemerintah di sejumlah kecamatan diantaranya Kecamatan Way Tenong, Air Hitam dan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), masih saja langka.
BACA JUGA:Lomba Bola Voli Peringatan HUT RI Ke-79 Kecamatan Sumber Jaya Ditutup Dengan Meriah
BACA JUGA:Bangga! Mahasiswa Asal Lampung Barat Jadi Juri Institusi Terbaik 1 Nasional
Hal ini berdampak terhadap harga jual yang juga melambung tinggi berkisar Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung untuk gas elpiji tiga kilogram.
Qodri, salah satu warga setempat mengatakan, kelangkaan gas elpiji yang sudah berlangsung beberapa bulan ini perlu dilakukan penindakan, bahkan diharapkan Aparat Penegak Hukum (APH) melakukan penyelidikan, guna mengungkap penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji tersebut.