MEDIALAMPUNG.CO.ID - Menyikapi keresahan petani kopi Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dengan terus terjadinya penurunan harga jual dan sekarang berkisar Rp54ribu hingga Rp50ribu perkilogram, petani berharap kepada pemerintah memberikan informasi akurat kepastian terjadinya gejolak penurunan harga kurun waktu beberapa pekan ini guna mencari langkah dalam penjualan.
Harapan masyarakat tersebut, juga mendapatkan tanggapan dari pelaku dan pemerhati kopi Lambar Irwansah.
Ia mengatakan ada berbagai faktor penyebab harga kopi saat ini cenderung tidak stabil.
Menurutnya, penurunan harga kopi khususnya jenis robusta yang tengah terjadi, salah satu penyebabnya adanya penyesuaian harga lokal di tingkat petani dengan harga eksport.
BACA JUGA:Berikut Rincian 6 Raperda Inisiatif DPRD Lampung, Diantaranya Pertumbuhan Ekonomi Biru
BACA JUGA:Warga Minta Jalan Penghubung Way Tenong-Air Hitam Diperbaiki
Dari informasi yang di perolehnya, pada bursa London kopi robusta saat ini di harga 4,2 dolar US atau jika di jumlah dengan nilai tukar rupiah Rp.68ribu perkilogram, dimana harga tersebut kategori untuk harga kopi dengan kwalitas eksport (grade 4).
"Dengan begitu di Indonesia harga kopi di kisaran Rp63 ribu," terangnya Senin 5 Agustus 2024.
Lanjutnya, beberapa bulan lalu harga kopi robusta di indonesia memang tinggi di banding harga eksport.
"Perkiraan penurunan harga kopi mungkin akan terjadi dalam satu hingga dua bulan kedepan. Mungkin Oktober ada kenaikan lagi, jadi petani kopi jual seperlunya saja," katanya.
BACA JUGA:Berhasil Kendalikan Inflasi Daerah, Pemkab Lampung Barat Terima Insentif Fiskal Rp5 Miliar
Diberitakan sebelumnya, terus anjloknya harga jual biji kopi kering robusta diharapkan Agustus ini kembali membaik. Tetapi harapan itu belum terjadi.
Erlan, salah satu petani mengatakan penurunan harga jual kopi setiap pertengahan Juli dan terus berlangsung hingga sekarang 4 Agustus.
"Ini memunculkan kekhawatiran lebih bagi kami sebagai petani. Karena penurunan yang terjadi sekarang ini beruntun," katanya.
Dijelaskannya, berbagai informasi masuk di petani terkait penyebab terjadinya penurunan harga jual yang cukup signifikan dan dalam waktu yang cepat, juga memunculkan kebimbangan petani untuk melakukan penjualan biji kopi.