LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Dalam upaya mencegah maupun mengatasi musibah kebakaran, yang kerap kali terjadi seperti kebakaran rumah, hutan maupun lainnya, pemerintah menyiagakan kendaraan pemadam kebakaran (damkar) dengan menempatkan petugas yang sudah terlatih.
Kesiapsiagaan tersebut tentunya perlu di dukung dengan sarana prasarana yang baik, mulai dari armada hingga peralatan lainnya. Sebagaimana telah dideklarasikannya Lampung Barat sebagai Kabupaten Tangguh Bencana.
Tapi ironisnya di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar Way Tenong, kondisi kendaraan (mobil) damkar terkesan kurang perawatan dan berpotensi membahayakan saat dioperasikan.
Hal itu dapat dilihat dari kondisi mobil damkar yang selalu standby di UPT tersebut, Seperti roda yang terlihat pecah seribu bahkan ada yang telah sompel, dan tertera roda yang digunakan buatan tahun 2009, 2018 atau beragam tahun, termasuk interior lainnya.
BACA JUGA:Akhirnya Insentif Guru dan Tenaga Kependidikan di Lampung Barat Cair
Begitu juga dengan kondisi mesin penyembur air yang mengalami kerusakan bagian sambungan selang, selang yang telah bocor seribu.
Kondisi itu tentunya di khawatirkan bukan saja akan jadi kendala ketika kendaraan di operasikan dalam menangani kebakaran dalam menangani musibah.
Tapi juga membahayakan terhadap keselamatan petugas.
Yang menjadi sasaran amuk massa saat fasilitas rusak pada waktu pemadaman dilakukan dan kejadian tersebut kerap dialami termasuk di Kecamatan Way Tenong beberapa tahun lalu.
BACA JUGA:Kelompok Peternak Mutiara Abdi Karya Lampung Barat bakal Gelar Kontes Kambing PE Ras Kaligesing
Saat di konfirmasi petugas piket, mengatakan tidak mengetahui prihal perawatan unit damkar, karena itu bukan kewenangan petugas piket.
"Kami hanya berjaga, standby dan merawat fasilitas yang ada pak, seperti pagi hari memanaskan mesin dan satu minggu sekali mengganti air dalam tangki. Dan saat ada musibah kami berupaya semaksimal mungin menuju lokasi yang terjangkau dengan kendaraan dan peralatan yang ada," ungkap petugas.
Sementara terkait seperti bagaimana ketentuan perawatannya petugas piket yang rata-rata berstatus honorer dengan gaji Rp900 per bulan, mengakui tidak mengerti.
Hanya saja para petugas tidak menampik jika mobil damkar di UPT Damkar Way Tenong bukan hanya layak di berikan perbaikan melainkan jika melihat kondisi dan usia seharusnya di ganti kendaraan yang lebih baik.
BACA JUGA:Duta Anak Lampung Barat Ikuti Forum Anak Daerah Tingkat Provinsi